
Canberra, 06 Mei 2025-VNNMedia- Anthony Albanese, yang kembali menjadi Perdana Menteri Australia setelah memenangkan pemilu pada 3 Mei lalu, pada Senin kemarin mengakui bahwa ia telah terlibat “diskusi hangat” dengan presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump
“Saya melakukan diskusi yang hangat dan positif dengan presiden Trump..dan saya berterima kasih kepadanya atas ucapan selamatnya yang sangat hangat,” ujar Albanese
“Kami berbicara tentang bagaimana AUKUS (pakta keamanan trilateral antara AS, Australia dan Inggris) dan tarif akan terus berjalan, kami akan saling berinteraksi secara langsung di masa mendatang. Dan saya berterimakasih kepadanya karena telah mengulurkan tangan dengan cara yang positif,” tambah Albanese
Australia sendiri pada 2023 berkomitmen berkontribusi sebesar US$238 miliar kepada AUKUS, untuk memperoleh kapal selam bertenaga nuklir. Sementara terkait tarif, Albanese pernah menyebut bahwa pengenaan 10 persen kepada Australia adalah ‘bukan tindakan seorang teman’
Diketahui pada April lalu, Australia masuk dalam daftar negara yang terkena tarif Trump, meski neraca perdagangan AS mengalami surplus atas Australia
Sebagai informasi, pemilu Australia pada Sabtu kemarin memberikan hasil yang sangat mengejutkan. Dimana Partai Buruh berhaluan kiri-tengah yang dipimpin Albanese menang telak atas Konservatif. Kebijakan ekonomi Trump seperti tarif, pemangkasan pegawai layanan publik, diadopsi oleh partai konservatif dalam kampanyenya, yang pada akhirnya membuat partai tersebut kehilangan banyak suara
Tarif AS untuk Australia, membawa negara yang perekomiannya sebagian besar digerakkan oleh ekspor itu, dalam ketidakpastian. Kekhawatiran masyarakat Australia atas masa depannya, membuat mereka berbondong-bondong memberikan suaranya kepada partai Buruh
Mengutip dari Tempo, partai Buruh berhasil memanfaatkan kekhawatiran rakyat Australia, dengan mencitrakan diri sebagai pilihan yang aman untuk menavigasi lingkungan global yang bergejolak, yang diciptakan oleh Trump’s America
Pada kampanyenya, Albanese dkk menyerukan bahwa Australia harus menentukan arahnya sendiri tanpa harus mengemis, meminjam atau meniru dari tempat lain. Pernyataan itu merujuk pada ketua partai Konservatif, Peter Dutton, yang mengklaim bahwa ia dapat bernegosiasi khusus dengan Trump untuk membebaskan Australia dari tarif
Dutton juga sempat mengusulkan pemangkasan PNS terutama di bidang pendidikan,meski kemudian ditarik kembali
Jason Wood anggota parlemen dari Konservatif mengatakan bahwa partainya awalnya mengira pemilihan Trump dapat meningkatkan keberuntungan, tetapi harapan itu tidak pernah terwujud
“Kami tidak akan pernah mengira kami akan mengalami dampak buruk dengan Trump pada..tarif,” ujarnya pada media lokal, seperti dilansir dari Channel News Asia
Baca Berita Menarik Lainnya Di Google News