
JAKARTA, 11 Juni 2025 – VNNMedia – Pelaksana Tugas (Plt.) Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak menekankan pentingnya memperkuat ketahanan kota-kota masa depan melalui pendekatan inovatif dan berkelanjutan.
Menurut Emil, salah satu kunci agar kota-kota tetap tangguh adalah dengan menjaga kelestarian lingkungan hidup. “Lingkungan hidup adalah aspek paling krusial,” tegasnya.
Ia menambahkan bahwa aspek seperti ketersediaan air bersih, daya dukung lingkungan, dan peningkatan infrastruktur dasar seperti sanitasi, pengelolaan limbah, penyediaan air minum, serta transportasi publik menjadi elemen penting dalam merancang kota masa depan.
Hal ini disampaikan pada pembukaan International Conference on Infrastructure bertema “Sustainable Infrastructure for the Future: Innovation and Collaboration” yang digelar Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan di Jakarta, Rabu (11/6/2025).
Konferensi ini dibuka secara langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan RI Agus Harimurti Yudhoyono.
“Konferensi ini menjadi momentum untuk menyegarkan sekaligus memperbarui wawasan para pelaku infrastruktur dalam menjawab tantangan masa depan kota-kota. Tentu harus direspons dengan langkah strategis dan berkelanjutan,” ujar Emil.
“Jika jumlah penduduk terus meningkat tanpa didukung transportasi publik yang memadai, maka bukan hanya kemacetan yang terjadi, tetapi juga peningkatan polusi udara. Jawa Timur berkomitmen membangun kota-kota berwawasan masa depan,” katanya.
Emil juga mengingatkan bahwa jika pembangunan infrastruktur tidak segera dirancang dengan tepat, kota-kota akan berisiko menghadapi kegagalan atau bahkan kepunahan.
“Kalau ditunda, itu seperti menciptakan bom waktu. Kota bisa gagal karena manusia tidak merancang kehidupannya untuk menghadapi perubahan zaman,” imbuhnya.
Menjawab tantangan tersebut, tegasnya, Pemprov Jatim telah menyiapkan perencanaan pembangunan jangka panjang yang dirumuskan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) berbasis daya dukung lingkungan, aspek sosial ekonomi, dan ekosistem daerah aliran sungai sebagai “nyawa” dari sebuah permukiman.
“Perencanaan ini disinergikan dengan tren perekonomian, konektivitas darat, laut, dan udara, serta lintas sektor pembangunan lainnya,” jelas Emil.
Ia berharap, pembahasan tentang ketahanan kota di masa depan dilakukan secara kolektif. Penyusunan tata ruang harus menjadi upaya bersama, menjadi pedoman yang dipatuhi semua pihak, agar pembangunan tidak tumpang tindih atau saling bertentangan.
Senada dengan Emil, Menko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono, dalam sambutannya juga menekankan pentingnya kolaborasi dan sinergi dalam pembangunan infrastruktur nasional.
“Sejalan dengan arahan Presiden Prabowo, pembangunan infrastruktur harus memberi dampak nyata. Kita ingin infrastruktur menjadi pengungkit pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan rakyat, tanpa mengabaikan keberlanjutan lingkungan,” pungkasnya.
Sebagai informasi, konferensi tersebut dihadiri oleh para investor dan pelaku diplomasi bisnis dari kawasan ASEAN, Asia Pasifik, Asia Selatan, Timur Tengah, Eropa, Amerika Latin, hingga Afrika. Fokus mereka antara lain pada pembangunan infrastruktur dasar, perumahan perkotaan dan perdesaan, transportasi, serta ketahanan dan perlindungan lingkungan.
Baca Berita Menarik Lainnya di Google News