
JAKARTA, 4 FEBRUARI 2025 – VNNMedia – Utusan Khusus Presiden Bidang Iklim dan Energi, Hashim Djojohadikusumo, mengapresiasi langkah PT PLN (Persero) sebagai perusahaan Indonesia pertama yang berpartisipasi dalam perdagangan karbon internasional. Inisiatif ini memperkuat komitmen PLN dalam mitigasi perubahan iklim dan menarik investasi hijau ke Indonesia.
“Ini langkah positif dan signifikan untuk membuka peluang bagi investor asing membeli carbon credit Indonesia. Dampaknya, likuiditas akan mengalir ke pasar domestik,” ujar Hashim dalam ESG Sustainability Forum 2025 yang digelar CNBC Indonesia, Jumat (31/1).
Hashim menjelaskan, perdagangan karbon internasional ini merupakan keputusan bersama antara timnya, Menteri Lingkungan Hidup, Menteri Kehutanan, dan Dewan Ekonomi Nasional. Tim tersebut merekomendasikan kepada Presiden agar pelaku pasar luar negeri dapat berpartisipasi di bursa karbon domestik.
“Kita memiliki keunggulan besar di sektor kehutanan dan nature-based solutions. Dengan pembukaan perdagangan karbon ini, pelaku industri dalam negeri bisa lebih menikmati manfaatnya,” jelas Hashim.
Menurutnya, langkah ini tidak hanya menarik investasi asing tetapi juga memperkuat pasar karbon nasional tanpa mengorbankan pencatatan domestik.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menegaskan bahwa PLN bersama pemerintah terus mendorong investasi hijau, termasuk melalui perdagangan karbon sebagai solusi mitigasi perubahan iklim.
“Perubahan iklim adalah isu global yang membutuhkan solusi global. Perdagangan karbon internasional ini merupakan langkah konkret untuk menghadapi krisis iklim,” kata Darmawan.
PLN tidak hanya berpartisipasi dalam bursa karbon tetapi juga memperdagangkan emisi langsung melalui platform PLN Climate Click, yang telah beroperasi sejak 2023.
“PLN siap menjadi garda terdepan dalam menurunkan emisi dan memperkuat ekosistem perdagangan karbon di Indonesia,” tambahnya.
Executive Vice President Transisi Energi dan Keberlanjutan PLN, Kamia Handayani, mengungkapkan bahwa sejak Senin (20/1), PLN telah resmi terlibat dalam perdagangan karbon internasional setelah sebelumnya hanya beroperasi di pasar domestik sejak September 2023.
Dalam transaksi pertama ini, PLN menjual 1,78 juta ton CO2e Sertifikat Pengurangan Emisi (SPE) kepada offtaker luar negeri, dengan otorisasi dari pemerintah untuk mencegah risiko double counting.
“Kami mengapresiasi langkah pemerintah yang telah membuka perdagangan karbon internasional. Ini merupakan implementasi Artikel 6 Perjanjian Paris sesuai hasil COP29 di Azerbaijan, yang akan meningkatkan demand dan investasi hijau di Indonesia,” tutup Kamia.
Baca Berita Menarik Lainnya di Google News