Jatim Peringkat Tiga Penghasil Migas Nasional, Pj. Gubernur Tekankan Pentingnya Manajemen Rantai Pasok

SURABAYA, 10 JUNI 2024 – VNNMedia – Jawa Timur berada di peringkat ketiga nasional daerah penghasil migas terbesar. Sedangkan di peringkat satu dan dua diduduki Riau dan Kalimantan Timur.

Untuk menunjang kinerja produksi migas, dibutuhkan manajamen rantai pasok yang baik. Termasuk memanfaatkan teknologi digital dengan adanya database yang terintegrasi dari hulu ke hilir. Dengan demikian akan memberikan kemudahan bagi kontraktor maupun investor menjadi penting.

“Saya salut dengan digitalisasi di dalam rantai pasok di sektor migas yang sudah kuat sehingga memudahkan. Satu pintu terkoneksi dengan semua stakeholder. Selain itu, pemerintah juga mampu memberikan kemudahan perizinan bagi investor,” kata Penjabat (Pj.) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono saat membuka kegiatan Indonesian Oil & Gas Supply Chain Management Summit 2024 (IOG SCM Summit 2024) di Hotel Westin, Surabaya, Senin (10/7/2024).

Kegiatan ini mengusung tema “Menavigasi Rencana Jangka Panjang Melalui Rantai Pasok Terintegrasi dan Kolaboratif.”

Adhy mengatakan, kegiatan ini sangat penting dan strategis dalam mewujudkan koordinasi dan sinergitas antar Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dalam meningkatkan sektor ekonomi.

Lebih lanjut, Adhy menjelaskan kegiatan ini mendukung upaya pemerintah dalam rangka percepatan target produksi migas yang telah ditetapkan. Selain itu juga dapat memberikan solusi, terobosan teknologi, serta strategi efektif mempercepat digitalisasi rantai pasok dalam menyelesaikan permasalahan kompleks operasional hulu migas.

“Kami berharap kegiatan SCM di sektor hulu minyak dan gas bumi menghasilkan terobosan dan upaya agresif dengan prinsip lean SCM untuk mendukung target industri hulu minyak dan gas mencapai produksi minyak 1 juta barel oil per daya (BPOD) dan gas 12 billion standard cubic feet day (BSCFD) tahun 2030,” jelasnya.

Tidak sekadar meningkatkan kualitas industri migas dari sisi ekonomi, kegiatan ini juga memiliki tujuan lain. Salah satunya bagaimana memiliki dampak untuk berpartisipasi aktif meningkatkan daya saing dan membentuk efek berganda pada perekonomian nasional. Salah satunya membantu pelaku UMKM berupa pembinaan dan bantuan modal kerja.

“Upaya tersebut tidak sekadar menegaskan keberadaan industri sektor migas dalam hal pengelolaan migas saja, tetapi memberi efek kepada masyarakat sehingga meningkatkan daya beli dan menurunkan angka pengangguran,” tuturnya.

Adhy menyebut, di Jawa Timur terdapat 28 wilayah kerja minyak dan gas bumi yang statusnya 8 eksplorasi, 17 produksi dan 2 pengembangan. Hingga Maret 2024, tercatat produksi minyak bumi dan kondensat sebesar 172,227 barel oil per daya dan 734,07 million metric standart cubic feed day.

Sementara itu, Wakil SKK Migas Shinta Damayanti menjelaskan, inovasi dan terobosan digitalisasi akan menaikkan produksi dan memudahkan database antara SKK migas dan KKKS dalam menyatukan peta hulu migas, minyak, gas dan infrastruktur. Sehingga diharapkan mampu memberikan perencanaan yang baik dari sisi teknis sampai proses pengadaan dan bersinergi lebih cepat.

“Data menjadi kunci untuk pemetaan dan pengadaan sehingga terintegrasi dan tidak ada mis komunikasi,” ujarnya.

Dalam prosesnya, Shinta juga menambahkan bahwa SKK migas berkerjasama dengan Kementerian ESDM tentang laporan cadangan dan sumber daya serta Kementerian Keuangan dalam sistem informasi terintegrasi melalui database. “Semua kami lakukan agar bisa dibaca dalam satu platform dan prosesnya semakin cepat,” tutupnya.

Baca Berita Menarik Lainnya di Google News