
BATAM, 9 DESEMBER 2025 – VNNmedia – Rangkaian Misi Dagang dan Investasi Jawa Timur 2025 resmi ditutup Gubernur Khofifah Indar Parawansa dengan capaian yang mencatat sejarah.
Pertemuan dagang yang berlangsung di Batam, Senin (8/12/2025), berhasil membukukan transaksi Jatim–Kepulauan Riau senilai Rp 4,456 triliun—menjadi yang tertinggi sepanjang tahun.
Tak hanya itu, pelaku usaha Jatim juga menandatangani Letter of Intent (LoI) dengan mitra bisnis Malaysia senilai Rp 3,29 triliun. Capaian ini meneguhkan posisi Jatim sebagai salah satu motor perdagangan nasional yang aktif memperluas jejaring internasional.
Khofifah menyebut capaian tersebut sebagai rekor baru. “Alhamdulillah, komitmen kali ini menjadi yang tertinggi dari seluruh misi dagang sepanjang 2025,” kata Khofifah. Dalam transaksi dengan Kepri, Jatim berhasil menjual produk senilai Rp 1,07 triliun dan membeli komoditas daerah setempat sebesar Rp 81,9 miliar.
Produk Jatim yang paling banyak diburu antara lain kopi robusta, kluwak, vanili, kemiri, rokok, telur ayam, susu, pakan udang, benur vaname, mesin las, beras, bawang merah hingga daging ayam dan sapi.
Sementara dari Kepri, Jatim menyerap hasil perikanan seperti cakalang, layur, dan layang. Adapun Malaysia meminati produk seperti tembaga, cassava, frozen coconut cream, kerupuk mentah, serta beragam buah dan sayur kering.
Khofifah menilai hubungan dagang Jatim–Kepri semakin produktif, terlebih kebutuhan bahan pangan Kepri yang selama ini banyak bergantung pada pasokan dari Sumatera kini mengalami kendala distribusi. “Jatim siap mengisi kebutuhan tersebut,” ujarnya.
Ia juga menyoroti posisi strategis Kepri yang terkoneksi kuat dengan Johor, Malaysia, dan Singapura, sehingga dapat menjadi pintu ekspor produk Jatim.
Untuk itu, Pemprov Jatim menugaskan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) mendalami peluang peningkatan ekspor menuju Malaysia dan Singapura, termasuk ke industri pengolahan di Johor.
Misi dagang Jatim–Kepri ini merupakan penyelenggaraan ke-12 sepanjang 2025 dan ke-48 sejak pertama kali digelar pada 2019. Total transaksi seluruh misi dagang pada 2025 mencapai Rp 27,35 triliun.
“Misi dagang ini bukan hanya soal transaksi, tetapi tumbuh bersama, maju bersama, dan memperkuat persaudaraan antarwilayah,” ujar Khofifah.
Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad turut memberi apresiasi. Ia menyebut Jatim sebagai pemasok penting kebutuhan pokok Kepri.
“Kerja sama ini sangat strategis, mengingat Jatim merupakan salah satu provinsi terbesar di sektor pertanian, peternakan, dan industri pengolahan,” ujarnya. Ia berharap kolaborasi ke depan juga merambah sektor pariwisata.
PKS dan LoI Perkuat Jejaring Regional
Selain transaksi komersial, kegiatan ini juga menghasilkan penandatanganan 11 Perjanjian Kerja Sama (PKS) antar-Organisasi Perangkat Daerah (OPD), serta tiga LoI antara pelaku usaha Jatim dan Malaysia. Proses penandatanganan turut disaksikan Atase Perdagangan KBRI Malaysia.
Jatim memang terus memperluas pasar global. Sejak 2022, enam misi dagang telah dilaksanakan di Riyadh, Kuala Lumpur, Dili, Hong Kong, Osaka, dan Singapura dengan potensi transaksi mencapai Rp 5,89 triliun.
Pada misi dagang terbaru di Singapura, Jatim membukukan kontrak dagang senilai Rp 4,16 triliun dari 21 kesepakatan bisnis.
Baca Berita MEnarik Lainnya di Google News