
SURABAYA, 18 JULI 2025 – VNNMedia – Sebanyak 530.000 murid baru SMA, SMK dan SLB negeri dan swasta di Jawa Timur telah melaksanakan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) secara serentak sejak Senin (14/7/2025) lalu.
Secara khusus, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak semua pihak berkomitmen memanfaatkan MPLS tahun ini untuk pembentukan karakter unggul dengan pendekatan Ramah Anak , Edukatif, Inklusif, Partisipatif, dan Adaptif (RAMAH).
MPLS bagi siswa baru SMA, SMK, dan SLB Negeri maupun Swasta se-Jawa Timur tahun 2025 ini juga menorehkan sejarah dengan memecahkan dua rekor sekaligus dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).
Kegiatan MPLS tersebut memecahkan rekor antara lain Senam Anak Indonesia Hebat Serentak oleh 530.000 murid dan guru se-Jawa Timur dan Inisiasi pemberian beasiswa dan pembiayaan pendidikan kepada murid SMA/SMK swasta terbanyak, yakni 72.841 murid.
Sementara penghargaan kedua, rekor MURI diraih atas keberhasilan Jawa Timur dalam menyalurkan beasiswa pendidikan yang merupakan hasil dari kerjasama kolaboratif antara Pemprov Jatim dan berbagai sekolah swasta di seluruh kabupaten/kota. Yaitu sebanyak 72.841 siswa SMA dan SMK swasta di berbagai kabupaten/kota.
Penyerahan piagam penghargaan dilakukan oleh Customer Relation Manager MURI kepada Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang diwakili Kepala Inspektorat Provinsi Jatim Hendro Gunawan, didampingi Kepala Dinas Pendidikan Jatim Aries Agung Paewai dan Anggota Komisi E DPRD Jatim Rasiyo, di SMA Hangtuah 1 Surabaya.
“Capaian ini adalah wujud komitmen kita bersama dalam menghadirkan pendidikan yang inklusif, sehat, dan berkarakter. Semangat ini harus terus dijaga agar sekolah menjadi ruang tumbuh yang aman dan inspiratif,” ujar Khofifah, Jumat (18/7/2025).
Gubernur Khofifah menyampaikan apresiasi atas kolaborasi luar biasa seluruh ekosistem pendidikan di Jawa Timur, termasuk sekolah swasta dan para orang tua.
Ia kemudian menjelaskan konsep RAMAH dalam MPLS kali ini. Yang pertama adalah Ramah. Di mana nilai ini ditujukan untuk pembentukan karakter yang menjaga nilai-nilai toleransi, menghargai, saling menolong, dan menciptakan suasana yang kondusif untuk belajar.
“Jadilah siswa yang Ramah, jalin persahabatan dengan teman-teman baru, hormati guru-guru kalian, dan sayangi lingkungan sekolah,” kata Khofifah, Jumat (18/7/2025).
Kemudian Edukatif bermakna MPLS ini didesain untuk memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan yang relevan bagi siswa. Para siswa diharapkan mempelajari segala hal dengan antusias, manfaatkan setiap sesi untuk bertanya, berdiskusi, dan memahami lingkungan baru.
Inklusif artinya semua siswa memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan terbaik.
“Tidak ada perbedaan, tidak ada diskriminasi. Kita semua adalah satu keluarga besar pelajar Jawa Timur, Mari kita jaga semangat kebersamaan ini.” ajaknya.
Lalu Partisipatif berarti siswa adalah subjek, bukan objek, sehingga para siswa diharapkan bersikap aktif dalam setiap kegiatan dan memberikan ide-ide terbaik kalian.
Sedangkan Adaptif memiliki arti MPLS menunjukkan adaptasi kita terhadap perubahan, dengan melibatkan peserta daring dari berbagai daerah.
“Bergabunglah dengan ekstrakurikuler yang sesuai minat dan bakat kalian. Jadilah bagian aktif dari sekolah ini. Cara belajar yang yang terus berubah menuntut semua untuk beradaptasi termasuk para siswa,” jelasnya.
Pada hari pertama MPLS, dilakukan penandatanganan komitmen bersama oleh ribuan murid, kepala sekolah, dan pemerintah provinsi untuk melawan judi online (Judol), pinjaman online ilegal (Pinjol), bullying, hingga narkoba.
Dalam rangkaian kegiatan MPLS tersebut, para siswa turut menampilkan poster-poster edukatif bertema Anti Judi Online, Anti Pinjaman Online Ilegal, serta Anti Perundungan.
Gubernur Khofifah menyebut upaya tersebut merupakan langkah awal dalam menjalankan MPLS Ramah, sesuai yang dicanangkan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen).
Kegiatan ini menjadi langkah awal, pelaksanaan MPLS digelar serentak agar seluruh murid baru di Jawa Timur khususnya SMA, SMK dan SLB memahami, mengetahui dan mengikuti prosedur dalam pelaksanaan MPLS Ramah yang ditetapkan Kemendikdasmen.
Pentingnya kampanye ini, lanjut Khofifah, karena saat ini para murid sangat dekat dengan gadget. Apalagi perkembangan teknologi yang kian pesat, akan memberikan arus informasi yang mungkin bisa menjadi miss pemahaman di lingkungan mereka. Dengan edukasi ini mereka bisa memilah informasi atau tindakan agar tidak terjerumus ke pinjol dan judol, serta narkoba.
Dalam MPLS Ramah ini, pelaksanaan dilakukan selama 5 hari. Selama MPLS mereka akan mengenal lebih dekat bagaimana lingkungan sekolah, kurikulum yang akan digunakan, aktivitas sekolah yang meliputi kegiatan ekstrakurikuler baik yang sifatnya akademik maupun non akademik serta gerakan 7 kebiasaan anak Indonesia Hebat.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Jatim Aries Agung Paewai menyebut pengenalan pada Kurikulum Nasional selama MPLS akan mempermudah murid memahami potensi dan minat mereka dalam mendalami peminatan. Seperti IPA, IPS ataupun Bahasa akan terkoneksi. Sehingga potensi mereka untuk bisa menyesuaikan di pendidikan lebih baik.
Apalagi di tahun ini sudah diterapkan tes kompetensi akademik (TKA) pada bulan November mendatang. TKA ini akan memberikan kesempatan bagi murid dalam berkompetisi di bidang ilmu akademik dan ilmu lain. Meski bukan menjadi penentu dalam kelulusan.
Baca Berita Menarik Lainnya di Google News