Jakarta, 14 Maret 2024 – VNNMedia – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengapresiasi keberhasilan industri pariwisata Indonesia yang meraih penghargaan di ajang ASEAN Tourism Awards (ATA) 2024.
Menparekraf Sandiaga saat memberikan penghargaan kepada peraih ASEAN Tourism Awards di sela kegiatan “The Weekly Brief With Sandi Uno”, Rabu (13/3/2024), mengatakan ASEAN Tourism Award adalah inisiasi dari negara anggota ASEAN sebagai bentuk apresiasi atas upaya yang dilakukan pelaku pariwisata untuk menghadirkan destinasi wisata yang unggul dan berkualitas.
“Dalam rangkaian kegiatan ATA 2024 ini, Kemenparekraf bersama dengan PHRI dan INCCA bekerja sama dalam melakukan assessment kepada pelaku usaha hotel dan MICE venue,” kata Menparekraf Sandiaga.
Hasilnya, sejumlah industri pariwisata Indonesia meraih penghargaan di ajang ASEAN Tourism Award 2024. Di antaranya untuk kategori ASEAN Green Hotel Award 2024 yang diraih Safari Resort Bogor, Nihi Sumba, The 101 Bali Fontana Seminyak, Capella Ubud, serta Plataran Menjangan Bali.
Sementara ASEAN MICE Venue Award 2024 untuk kategori Meeting Room penghargaan diraih Hotel JW Marriott Jakarta, Hotel Ritz Carlton Kuningan Jakarta, dan El Hotel Bandung. Sedangkan untuk kategori Exhibition Venue diraih Jakarta International Expo dan untuk kategori Event Venue diraih Jakarta Convention Center (JCC).
“Tahun ini direncanakan ada sejumlah awarding yang diselenggarakan di level nasional, baik itu kategori Green Hotel, MICE Venue, dan Spa untuk memberikan nilai tambah kepada pelaku usaha yang telah berkomitmen mendukung program sustainable tourism,” kata Sandiaga.
Ketua Umum Perhimpunan Hotel & Restoran Indonesia (PHRI), Hariyadi Sukamdani, mengatakan penghargaan yang diraih sejumlah industri hotel di ajang ASEAN Tourism Award memberikan dampak yang besar. Terlebih saat ini tren dari konsumen dalam hal ini wisatawan terhadap pemilihan akomodasi yang mengusung konsep keberlanjutan sangat tinggi.
“Memang sekarang trennya seperti itu, konsumen kita semakin memilih, mereka melihat dari review, mereka mencari dan ini (green hotel) sebenarnya peluang yang sangat menarik,” kata Hariyadi.
Mendukung pengembangan green hotel ke depan, Hariyadi mengatakan pihaknya saat ini sedang menyusun panduan untuk green hotel.
“Kami sedang menyusun panduan untuk green hotel, sedang kami siapkan referensinya. Mudah-mudahan ini bisa menjadi panduan bagi industri hotel kalau mereka ingin mencapai standardisasi yang ditetapkan,” ujar Hariyadi.
Ketua Umum Indonesia Congress and Convention Association (INCCA), Iqbal Alan Abdullah, mengatakan hal yang sama juga terjadi di industri MICE. Bahwa saat ini banyak konsumen MICE yang sangat concern terhadap isu-isu keberlanjutan atau ramah lingkungan.
“Dengan adanya tahapan ini (ASEAN Tourism Award dan awarding level nasional) kita bisa tunjukkan ke dunia internasional bahwa kita siap, ini momen yang tepat untuk kita bisa memberikan kontribusi dalam konsep green ini,” kata Iqbal.
Sementara Chief Operating Officer Taman Safari Indonesia, Adrian Cecil, mengatakan penghargaan yang diraih Taman Safari Indonesia di ajang ASEAN Tourism Award memberikan nilai tambah yang sangat tinggi bagi Taman Safari Indonesia khususnya dalam komitmen pihaknya dalam menghadirkan nilai-nilai konservasi juga pariwisata hijau.
“(Penghargaan) Ini memberi petunjuk kepada pengunjung dan wisatawan bahwa tempat kita progresif dan terus berusaha lebih baik, dan value untuk konservasi bukan hanya satwa tapi juga pariwisata hijau,” kata Adrian.
Ketua Tim Kerja Standardisasi Usaha Pariwisata Kemenparekraf/Baparekraf, Mukhlis, mengatakan persiapan penyelenggaraan pemberian penghargaan di level nasional saat ini memasuki tahapan penyusunan indikator yang melibatkan PHRI dan INCCA.
“Apakah indikator ini sudah bisa digunakan pelaku usaha? Ini sedang kami siapkan, baru nantinya ada tahapan pembukaan pendaftaran dan dilanjutkan dengan kunjungan ke lapangan oleh dewan juri dan pada Agustus akan diselenggarakan awarding,” kata Mukhlis.