Surabaya, 10 November 2024, VNNMedia – Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur (Kadiskominfo Jatim), Sherlita Ratna Dewi Agustin, berkesempatan hadir menjadi pembicara dalam Focus Group Discussion (FGD) Pembahasan Pemetaan Kebutuhan Masyarakat (PPKM) yang diadakan Fakultas Sains dan Analitika Data (FSAD) – ITS, di Surabaya, Sabtu (9/11/2024). Pada momen itu, Ia mengatakan para statistisi di Pemprov Jatim diharapkan tidak hanya mampu menguasai Conventional Statistic melainkan juga machine learning untuk analisa big data.
“Di pemerintah daerah Jawa Timur, kualifikasi pendidikan lulusan statistika diharapkan tidak hanya mampu menguasai Conventional Statistic, melainkan juga mampu menguasai machine learning yang dibutuhkan dalam pengembangan Big Data dan Artifical Intelligence,” jelas Sherlita dalam paparanya.
Kondisi terkini statistisi di Jawa Timur, menurut Sherlita, dipengaruhi oleh empat hal. Yaitu, penguasaan teknik statistika dasar dan lanjutan, kemampuan menggunakan software analisis data, pemahaman etika dan privasi data, serta kemampuan berkomunikasi dengan tim dan pemangku kepentingan.
“Penguasan teknik statistika dasar dan lanjutan maksudnya adalah para statistisi diharapkan memiliki keterampilan dasar yang kuat dalam metodologi statistik dan analisis kuantitatif untuk memastikan pemrosesan dan interpretasi data yang akurat,” terang Sherlita.
Sherlita menuturkan, kompetensi para statistisi di Pemprov Jatim saat ini juga diharuskan memiliki kemampyan menggunakan software analisis data. Artinya, kemampuan penguasaan alat analisis seperti SPSS, yang sangat penting untuk mengelola menganalisis dan memvisualisasikan data dengan lebih efisien.
“Para statistitisi yang memiliki pemahaman etika dan privasi data maksudnya adalah memahami dan menerapkab prinsip etika. Terutama privasi data dan keamanan, sangat penting mengingat sensitivitas data yang dikelola,” tuturnya.
“Selain itu, maksud dari kemampuan berkomunikasi dengan tim dan pemangku kepentingan adalah menjelaskan hasil analisis secara jelas kepada tim dan pihak yang berkepentingan sehingga analisis data dapat menduoung pengambilan keputusan,” sambung Sherlita.
Sedangkan terkait peluang ke depan bagi para statistisi di Pemprov Jatim, disebutkan Sherlita, juga terdiri dari empat hal. Meliputi, kemampuan analisis data lanjutan dan machine learning, pemahaman multidisipliner yang lebih luas, penguasaan teknologi Big Data dan Cloud Computing, serta kemampuan komunikasi untuk penyajian data.
Maka, Sherlita menyebutkan, pada pemerintah daerah Jawa Timur kualifikasi pendidikan lulusan statistika diharapkan tidak hanya mampu menguasai Conventional Statistics melainkan juga mampu menguasai Machine Learning yang dibutuhkan pada analisis Big Data juga AI.
“Kemampuan analisis data lanjutan dan machine learning maksudnya adalah para statistisi diharapjan menguasau machine learning, AI, dan teknik data komplek untuk analisis prediktif,” sebutnya.
Selain itu, Sherlita juga menilai, para statistisi memiliki peluang untuk meningkatkan pemahaman multidisipliner yang lebih luas. Artinya, memahami berbagai sektor, seperti teknologi kesehatan atau keberlanjutan lingkungan agar analisis lebuh aplikatif dan relevan dengan tantangan di tiap sektor.
“Peluang ke depan selanjutnya yakni, para statistisi diharapakan memiliki penguasaab teknologi big data dan cloud computing dengan perkembangan volume data yabg besar, seorang statistisi harus memahami big data dan memanfaatkan teknologi cloud computing untuk efisiensi dalam pengolahan data,” tukasnya.
Terakhir, Sherlita menutup dengan penjelasan peluang statistisi ke depan terkait kemampuan komunikasi untuk penyajian data.
“Statistisi harus menyampaikan hasil analisis dengan jelas kepada pemangku kepentingan melalui visualisasi dan komunikasi yang mudah dipahami untuk mendukung pengambilan keputusan,” pungkas Sherlita.
Telusuri berita lain di Google News VNNMedia