JAKARTA, 21 DESEMBER 2024 – VNNMedia – Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) M. Fanshurullah Asa mengusulkan untuk mengintegrasikan jaringan gas kota (jargas) dalam program pembangunan 3 juta rumah yang dicanangkan pemerintah. Usulan ini disampaikan kepada Menteri Perumahan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait.
Menurut KPPU, Integrasi ini akan menimbulkan penghematan subsidi LPG sebesar Rp 3,5 triliun per tahun dan penghematan biaya impor LPG sebesar Rp1,4 triliun per tahun. Hal ini tentunya akan dapat mempercepat swasembada energi dalam Asta Cita.
Menteri PKP bersama Wakil Menteri PKP Fahri Hamzah hadir di Gedung KPPU, JAKARTA guna mendalami saran dan pertimbangan yang disampaikan KPPU pada 4 Desember 2024 terkait prioritas pembangunan Jargas sesuai amanat Perpres No. 6 Tahun 2019.
Melalui surat yang disampaikan kepada Menteri PKP tersebut, KPPU menilai bahwa tidak berjalannya pembangunan Jargas sesuai dengan RPJMN 2020-2024, mengakibatkan peningkatan konsumsi LPG 3kg hingga menghabiskan APBN selama lima tahun terakhr hingga Rp461 triliun dan menciptakan inefisiensi dalam perekonomian Indonesia.
Seperti diketahui, pembangunan tiga juta rumah termasuk dalam amanat Asta Cita Presiden Prabowo. Pengadaan terkait pembangunan rumah harus sesuai dengan ketentuan UU No. 5/1999, yakni memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada seluruh pelaku usaha besar, menengah, dan kecil agar tercipta kesempatan berusaha yang adil dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
KPPU juga menggarisbawahi skema investasi pembangunan Jargas memenuhi kriteria kelayakan secara finansial dan ekonomi dan mengacu pada prinsip open access yang sesuai dengan prinsip persaingan usaha yang sehat.
Sebelumnya pada 28 Agustus 2024, KPPU juga telah menyurati Presiden RI Joko Widodo untuk berdiskusi mengenai penghematan APBN dan devisa negara sekitar Rp870 triliun melalui optimalisasi penggunaan Jargas kota.
Ifan, sapaan Ketua KPPU, menjelaskan dari total anggaran mencapai Rp650 triliun sambungan Jargas perumahan, total devisa yang tidak termanfaatkan mencapai Rp370 triliun.
Selama lima tahun terakhir, anggaran sebesar Rp830 triliun menguap. Padahal, sesuai dengan amanat Asta Cita Presiden Prabowo, akan dibangun 3 juta rumah.
KPPU mengestimasi, pembangunan 3 juta rumah dengan instalasi Jargas dapat mengefisiensi perekonomian melalui penghematan subsidi LPG sebesar Rp 3,5 triliun per tahun dan penghematan biaya impor LPG sebanyak Rp 1,4 triliun per tahun.
“Melalui Jargas rumah tangga, dapat dilakukan penghematan yang dapat berimplikasi pada efisiensi negara,” terang Ifan.
Ia menjelaskan bahwa sektor konstruksi telah mendapat perhatian khusus KPPU sejak awal periode kepemimpinannya. “Dalam Indeks Persaingan Usaha (IPU) Nasional 2024, sektor konstruksi mendapat nilai rendah dari pada sektor lainnya, yakni sebesar 4,89. Jauh di bawah sektor dengan IPU tinggi seperti penyediaan akomodasi dan makan minum, perdagangan besar dan eceran, serta jasa keuangan dan asuransi. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat tingkat persaingan usaha yang tinggi pada sektor konstruksi dan perumahan,” jelasnya.
Menteri PKP menyambut baik rekomendasi maupun prioritas yang disampaikan Ketua KPPU. Ara, sapaan akrab Menteri PKP, menyampaikan program utama kementeriannya sesuai arahan Presiden Republik Indonesia adalah membangun satu juta rumah di perkotaan dan dua juta rumah di pedesaan.
“Kami perlu dukungan KPPU mewujudkan program ini, agar tidak terjadi persaingan usaha tidak sehat di dalam prosesnya,” kata Ara.
Baca Berita Menarik Lainnya di Google News