SIG dan BRIN Kembangkan Beton Hijau Tahan Sulfat dan Klorida untuk Infrastruktur Pesisir Ramah Lingkungan

JAKARTA, 12 MEI 2025 – VNNMedia – PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menjalin kerja sama strategis dalam pengembangan beton hijau tahan sulfat dan klorida untuk mendukung pembangunan infrastruktur kawasan pesisir dan laut yang berkelanjutan.

Beton yang dikembangkan memiliki keunggulan tahan terhadap korosi akibat air laut, serta ramah lingkungan karena memanfaatkan material rendah karbon seperti fly ash dan slag nikel.

Direktur Utama SIG, Donny Arsal, menegaskan bahwa pengembangan beton hijau ini menjadi bagian dari strategi dekarbonisasi perusahaan. Saat ini, SIG telah memproduksi semen hijau dengan emisi karbon 38% lebih rendah dibanding semen konvensional.

“Kami terus memperkuat komitmen pada pembangunan rendah karbon. Melalui kolaborasi dengan BRIN, kami ingin menghasilkan produk beton yang andal di lingkungan ekstrem seperti kawasan pesisir dan laut,” ujar Donny.

Penggunaan beton tahan sulfat dan klorida menjadi sangat penting untuk proyek tanggul, pelabuhan, dan infrastruktur pesisir lainnya. Lingkungan laut yang korosif menyebabkan struktur beton konvensional mudah rusak dan membutuhkan biaya perawatan tinggi.

Dengan teknologi baru ini, SIG dan BRIN akan merancang beton yang memiliki kepadatan tinggi, daya tahan kuat, dan masa layan lebih panjang, sehingga mendukung efisiensi biaya dan ketahanan infrastruktur dalam jangka panjang.

“Melalui riset ini, kami harap dapat memenuhi kebutuhan konstruksi di daerah pesisir yang terdampak kenaikan permukaan air laut, tanpa mengorbankan prinsip keberlanjutan,” ujar Direktur Operasi SIG, Reni Wulandari.

Kepala Organisasi Riset Energi dan Manufaktur BRIN, Cuk Supriyadi Ali Nandar, menyambut baik kolaborasi dengan SIG yang dinilai sejalan dengan upaya nasional mengurangi emisi karbon dari sektor konstruksi.

“Indonesia sebagai negara kepulauan sangat membutuhkan solusi perlindungan pantai yang ramah lingkungan. Bersama SIG, kami akan mengembangkan lapis lindung berbasis teknologi beton rendah emisi,” kata Cuk.

Sementara itu, Kepala Pusat Riset Teknologi Hidrodinamika BRIN, Teguh Muttaqie, menambahkan bahwa inovasi ini juga bertujuan mendukung visi pembangunan infrastruktur berkelanjutan seperti yang diusung oleh pemerintah.

“Beton konvensional menyumbang emisi cukup tinggi. Melalui formulasi baru dengan material sisa industri seperti fly ash dan slag nikel, kita bisa menciptakan beton hijau untuk pelabuhan dan tanggul yang lebih efisien dan tahan lama,” katanya.

Langkah SIG dan BRIN ini menjadi bagian dari transformasi industri bahan bangunan menuju ekonomi hijau, sekaligus mendukung pengembangan kawasan pesisir yang rentan terhadap perubahan iklim.

Baca Berita MEnarik Lainnya di Google News