Krisis Keuangan Dan Kerugian Melanda Washington Post

Jakarta, 01 Juli 2024-VNNMedia- Salah satu media bergengsi dunia Washington Post dalam krisis keuangan

Dilansir dari VOA Indonesia, krisis yang terjadi di surat kabar tersebut bermula dari tekanan sang owner, Jeff Bezos, untuk mengubah strategi bisnisnya yang dilanda kerugian

Washington Post atau biasa disebut The Post tiba-tiba ditinggalkan Redaktur Pelaksana dan calon penggantinya memilih mundur setelah tuai kecaman. Sorotan juga melanda salah seorang petinggi media tersebut di kolom surat kabar

Kisruh berawal dari penunjukan  William Lewis dari Britania menjadi  CEO baru di The Post oleh Bezos dengan harapan Lewis dapat membukukan laba

Dia mendapat tugas untuk memulihkan kondisi The Post yang mengalami kerugian 77 juta dollar tahun lalu, meskipun telah melakukan PHK dan penghentian penerbitan edisi mingguannya

The Post tetap menerima penghargaan Pulitzer sejak mengungkap skandal Watergate hamper 50 tahun lalu

William Lewis yang pada akhir 2000 an saat menjabat sebagai editor Daily Telegraph pernah mengungkap pengeluaran anggota Parlemen Inggris tersebut, saat ini merasa terancam kedudukannya di The Post

Keterlibatannya dalam skandal penyadapan telepon oleh tabloid The News of the World 12 tahun lalu saat dia bekerja untuk media milik keluarga Murdoch tersebut, diungkap dalam beberapa minggu terakhir

Bahkan pada Jumat minggu lalu (27/6), Lewis menjadi target investigasi internal oleh jurnalis The Post, tempatnya dia bekerja

Pengaruh Donald Trump Terhadap Washington Post

Dikutip dari AFP, Dan Kennedy, Profesor Jurnalisme Universitas Northeasten, mengatakan bahwa semakin dekatnya pemilihan presiden berpengaruh pada The Post yang saat ini dilanda krisis keuangan

Menurut Kennedy, The Post dianggap sebagai media yang menyajikan liputan tajam yang mengungkap kebenaran tentang Trump, saat skandal dan ketegangan selama 4 tahun pemerintahan Trump, The Post mendapat keuntungan karena pemberitaannya menarik banyak pembaca

Dengan kalahnya Trump oleh Joe Biden pada Pemilu lalu membuat berita yang menarik perhatian pembaca semakin sedikit

“Ketika Donald Trump meninggalkan gedung putih, pengaruh Trump yang membantu banyak surat kabar menghilang, dan The Post sangat terpukul” jelas Kennedy

Wall Street melaporkan bahwa The Post mengalami penurunan jumlah pelanggan dimana pada awal 2021 koran tersebut tercatat mempunyai 3 juta pelanggan, namun pada akhir 2023 diperkirakan hanya memiliki 2,5 juta saja

Kondisi tersebut berbanding terbalik dengan New York Times yang pelanggannya terus mengalami pertumbuhan menjadi 10 juta lebih pelanggan. Hal ini disebabkan New York Times mengembangkan berita-berita hiburan seperti game, makanan, lifestyle namun tetap mempertahankan core nya sebagai harian yang menyajikan berita-berita penting

Media AS mengutip pernyataan Lewis kepada staf editorial di awal Juni lalu bahwa dirinya mengakui tidak bisa menyembunyikan kenyataan kalau The Post telah mengalami kerugian finansial yang signifikan serta anjloknya jumlah pelanggan akibat turunnya minat untuk membaca berita-berita yang disajikan surat kabar tersebut

Baca Berita Menarik Lainnya Di Google News