Swasembada Gula 2026 Dikebut, Jatim Siap Penuhi Pasokan Nasional

SURABAYA, 18 DESEMBER 2025 – VNNMedia – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak seluruh pemangku kepentingan industri gula nasional untuk memperkuat sinergi guna mewujudkan swasembada gula konsumsi pada 2026. Ajakan tersebut disampaikan saat membuka National Sugar Summit (NSS) 2025 di Ballroom Grand City Convex, Surabaya, Rabu (17/12/2025).

Khofifah menegaskan, target swasembada gula merupakan agenda strategis nasional yang membutuhkan dukungan kolektif, tidak hanya dari pemerintah, tetapi juga pelaku usaha, petani, dan pemangku kepentingan lainnya.

“Arahan Presiden Prabowo terkait swasembada gula sangat serius. Melalui forum ini, saya berharap kita semua mendukung misi besar tersebut, sehingga pada 2026 Indonesia bisa swasembada gula konsumsi,” ujar Khofifah.

Dalam kesempatan itu, Khofifah menegaskan kesiapan Jawa Timur sebagai motor utama industri gula nasional. Provinsi ini mencatat produksi gula rata-rata lebih dari 1 juta ton per tahun.

Berdasarkan Outlook Tebu/Gula Direktorat Jenderal Perkebunan 2025, rata-rata produksi gula Jawa Timur selama periode 2021–2025 mencapai 1,185 juta ton per tahun, tertinggi di Indonesia.

Untuk gula kristal putih, Jawa Timur juga mencatatkan produksi tertinggi dalam satu dekade terakhir. Pada 2024, produksi gula Jatim mencapai 1,278 juta ton.

Dengan capaian tersebut, Jawa Timur tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakatnya yang sekitar 263 ribu ton per tahun, tetapi juga mencatatkan surplus hingga 1 juta ton untuk menopang pasokan nasional.

“Produksi gula kita 1,278 juta ton, sementara kebutuhan rumah tangga hanya sekitar 263 ribu ton. Artinya, Jawa Timur bukan hanya mandiri, tetapi juga menjadi penopang utama kebutuhan gula nasional,” tegasnya.

Dari sisi hulu, Khofifah menyebut Jawa Timur juga aktif meningkatkan produktivitas melalui program Bongkar Ratoon dengan target seluas 69.207 hektare, serta perluasan areal tanam tebu seluas 2.658 hektare yang tersebar di 23 kabupaten sentra produksi tebu.

Selain sebagai komoditas pangan strategis, Gubernur Khofifah menyoroti besarnya potensi tebu sebagai sumber energi terbarukan. Dengan potensi produksi tebu lebih dari 15 juta ton per musim giling dan asumsi tetes sebesar 5 persen, potensi bioetanol yang dihasilkan mencapai 187.500 ton per tahun.

“Dari setiap 4 kilogram tetes dapat dihasilkan 1 liter bioetanol. Ini membuka peluang kolaborasi besar antara industri energi dan sektor pergulaan untuk menghasilkan bahan bakar ramah lingkungan,” jelasnya.

Menutup sambutannya, Khofifah berharap NSS 2025 mampu melahirkan rekomendasi konkret bagi pemerintah pusat, khususnya terkait penguatan ekosistem penyerapan gula nasional.

“Saya berharap forum ini menghasilkan rekomendasi untuk menciptakan ekosistem pergulaan yang sehat dan berkeadilan, melindungi petani tebu dan pabrik gula rakyat, serta memastikan tata niaga gula yang lebih baik, sehingga target swasembada gula konsumsi nasional 2026 dapat terwujud,” pungkasnya.

Baca Berita Menarik Lainnya di Google News