Yoga Surabaya Bertema Inklusi: 20 Teman Tuli Ikut “Menyatu dalam Hening”

SURABAYA, 28 SEPTEMBER 2025 – VNNMedia – Untuk pertama kalinya, olahraga yoga diperkenalkan khusus bagi teman Tuli di Surabaya. Sebanyak 20 peserta antusias mengikuti kelas bertajuk “Menyatu dalam Hening – Yoga for Deaf” yang digelar di Hotel Midtown Residence Surabaya.

Kelas yoga ini dipandu oleh instruktur Coach Noy, yang mengajarkan gerakan dasar yoga dengan penuh kesabaran. Agar materi mudah dipahami, seorang juru bahasa isyarat dari Kitasetara Foundation, Shafa, mendampingi jalannya sesi dan membantu menerjemahkan instruksi.

Sesekali, Coach Noy juga turun langsung memberikan arahan kepada peserta untuk memastikan gerakan dilakukan dengan benar.

Dimulai pukul 5 sore, para peserta sudah bersiap di atas matras sesuai dengan nama masing-masing. Kelas diawali dengan pemanasan seperti twisting, side bend, dan butterfly pose, sebelum masuk ke gerakan inti seperti low lunge with blending and twisting.

Sesi ditutup dengan pendinginan melalui child pose. Rangkaian gerakan ini bertujuan meningkatkan kekuatan, keseimbangan, sekaligus fleksibilitas tubuh.

“Seru dan menyenangkan bisa mengajarkan yoga untuk teman Tuli. Mereka fokus, penuh semangat, dan cepat menangkap setiap gerakan,” ujar Coach Noy usai sesi perdana tersebut.

Salah satu peserta, Devi (22 tahun), mengaku senang bisa mencoba pengalaman baru. “Seru banget, tapi lumayan sakit, hahaha,” ungkapnya dalam bahasa isyarat Bisindo sambil tersenyum.

Kegiatan yoga ini menjadi bagian dari program Midtown Connect yang telah berjalan sejak 2024 melalui inisiatif “Kopi Tutur Rasa”. Program tersebut memberi kesempatan bagi teman Tuli untuk belajar membuat kopi hingga kini mampu melayani tamu hotel dan pengunjung umum di empat jaringan hotel yaitu Midtown Hotel Surabaya, Midtown Residence Surabaya, Crown Prince Hotel Surabaya, dan Verwood Hotel & Serviced Residence Surabaya.

Tak hanya yoga, acara ini juga diramaikan dengan bazar inklusi di area Escape. Pengunjung dapat mencoba aktivitas di Doodle Corner, Tarot Corner, hingga Kitasetara Corner yang memperkenalkan budaya teman disabilitas, termasuk belajar bahasa isyarat Bisindo dan huruf braille.

Menambah daya tarik, ada juga kedai Layar TanCUP yang menghadirkan konsep unik. Dibungkus kain linen putih dan disorot cahaya dari belakang, aktivitas para barista saat meracik kopi membentuk siluet menarik layaknya pertunjukan wayang atau layar tancap era 90-an.

Baca BErita Menarik LAinnya di Google News