
Washington DC, 03 April 2025-VNNMedia- Pada Rabu (2/4), presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan tarif impor baru. Dalam pengumumannya di Gedung Putih, Trump mengatakan bahwa tindakan tersebut diperlukan karena negara-negara mengambil keuntungan dari AS dengan mengankan tarif tinggi dan hambatan perdagangan lainnya
Trump juga menyatakan deklarasi darurat nasional dengan menyebutn jika AS telah “dijarah, dirampok dan diperkosa” oleh negara-negara dekat dan jauh, baik kawan maupun lawan. “Ini deklarasi kemandirian ekonomi kami. Hari ini kita membela pekerja Amerika. Salah satu hari terpenting, menurut pendapat saya, dalam sejarah Amerika.”
Tarif baru yang diumumkan kemarin, meliputi tarif dasar 10 persen untuk semua barang impor yang akan mulai berlaku pada 5 April dan tarif timbal balik bagi barang-barang dari 60 mitra dagang yang disebut Gedung Putih sebagai “pelanggar terburuk”, yang akan berlaku Rabu minggu depan, kecuali untuk Meksiko dan Kanada tidak berubah
Negara-negara sekutu AS, seperti Inggris akan dikenakan tarif timbal balik 10 persen sementara Uni Eropa 20 persen. China selain dikenakan tarif 20 persen -yang sebelumnya telah ditetapkan-, akan mendapat tambahan tarif sebesar 34 persen, sehingga total tarif untuk negara tersebut menjadi 54 persen.
Jepang akan dikenakan tarif timbal balik 24 persen, Korsel dan India 26 persen, Vietnam 46 persen, Kamboja 49 persen dan Indonesia 32 persen. Sementara negara kecil di Afrika juga tak luput dari tarif Trump, seperti Lesotho-negara di Afrika Selatan- yang dikenakan tarif impor 50 persen, sedikit di bawah China
Setelah pengumuman tersebut, Menteri Keuangan AS Scott Bessent, meminta negara-negara yang terkena tarif tinggi, untuk tidak melakukan balasan. “Duduklah, terima saja, mari kita lihat bagaimana kelanjutannya. Karena jika anda membals, akan terjadi eskalasi. Jika anda tidak membalas, ini adalah titik puncaknya.”
Sementar itu Beijing merespon pengumuman Trump dengan mengatakan jika mereka dengan tegas menentang tarif baru AS dan akan mengambil tindakan balasan yang tegas untuk melindungi hak dan kepentingannya
Uni Eropa melalui Kepala Komisinya, Ursula von der Leyen megatakan jika dia bersiap mengambil langkah lebih lanjut terhadap AS jika negosiasi gagal
Peneliti ekonomi AS, Olu Sonola menyampaikan jika Trump membawa tarif AS ke tingkat yang berlaku pada tahun 1910. “Banyak negara kemungkinan akan berakhir resesi.”
sumber: BBC
Baca Berita Menarik Lainnya di Google News