
Washington DC, 28 Juni 2025-VNNMedia- Ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran kembali memanas setelah Presiden AS Donald Trump pada Jumat (27/6) melancarkan kritik keras terhadap Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei. Trump secara tegas membatalkan rencana pencabutan sanksi terhadap Iran dan bahkan mengancam akan mempertimbangkan pemboman kembali jika Teheran memperkaya uranium ke tingkat yang mengkhawatirkan
Pernyataan keras Trump ini merupakan reaksi atas komentar pertama Ayatollah Khamenei setelah konflik 12 hari dengan Israel, yang berakhir setelah AS melancarkan serangan bom terhadap situs nuklir Iran akhir pekan lalu. Khamenei menyatakan Iran telah “menampar muka Amerika” dengan serangan balasan terhadap pangkalan utama AS di Qatar, dan menegaskan bahwa Iran tidak akan pernah menyerah
Dalam unggahan di Truth Social, Trump mengklaim telah menyelamatkan nyawa Khamenei. Pejabat AS sebelumnya mengatakan kepada Reuters pada 15 Juni bahwa Trump telah memveto rencana Israel untuk membunuh Pemimpin Tertinggi tersebut
“Negaranya telah hancur lebur, tiga Situs Nuklirnya yang jahat telah DIHANCURKAN, dan saya tahu PERSIS di mana dia berlindung, dan saya tidak akan membiarkan Israel, atau Angkatan Bersenjata AS, yang sejauh ini merupakan yang Terhebat dan Terkuat di Dunia, mengakhiri hidupnya,” tulis Trump. Ia menambahkan, “AKU MENYELAMATKANNYA DARI KEMATIAN YANG SANGAT BURUK DAN MALU.”
Pihak Iran merespons bahwa potensi kesepakatan nuklir bergantung pada AS yang mengakhiri “nada tidak hormat” terhadap Pemimpin Tertinggi. Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, dalam postingannya di X pada Jumat dini hari, menyatakan, “Jika Presiden Trump benar-benar menginginkan kesepakatan, ia seharusnya mengesampingkan nada tidak hormat dan tidak dapat diterima terhadap Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Besar Khamenei, dan berhenti menyakiti jutaan pengikutnya yang tulus.”
Trump mengungkapkan bahwa dalam beberapa hari terakhir ia sebenarnya telah berupaya mencabut sanksi terhadap Iran demi memungkinkannya pulih dengan cepat. Namun, ia mengklaim telah menghentikan upaya tersebut setelah menerima “pernyataan kemarahan, kebencian, dan rasa jijik” dari pihak Iran
Dalam konferensi pers di Gedung Putih, saat ditanya mengenai kemungkinan pengeboman baru terhadap situs nuklir Iran, Trump tidak menutup kemungkinan. “Tentu saja, tanpa diragukan lagi, tentu saja,” tegasnya
Trump juga menyatakan keinginannya agar inspektur dari Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) atau sumber terkemuka lainnya dapat memeriksa situs nuklir Iran pasca-pemboman akhir pekan lalu. Ia menepis anggapan bahwa kerusakan di lokasi tersebut tidak separah yang ia klaim
Kepala IAEA, Rafael Grossi, sebelumnya pada 25 Juni mengatakan bahwa memastikan dimulainya kembali inspeksi IAEA adalah prioritas utama, mengingat tidak ada inspeksi yang dilakukan sejak Israel mulai membom pada 13 Juni
Namun, pada 25 Juni, Parlemen Iran telah menyetujui langkah-langkah untuk menangguhkan inspeksi IAEA. Araghchi pada 27 Juni juga mengindikasikan bahwa Teheran dapat menolak permintaan kunjungan dari kepala badan tersebut ke situs nuklir Iran
Meskipun demikian, Trump menyebut Iran masih ingin bertemu untuk membahas langkah selanjutnya. Namun, Gedung Putih pada 26 Juni menyatakan belum ada pertemuan yang dijadwalkan antara AS dan delegasi Iran. Ketegangan yang kian memuncak ini menandai babak baru yang penuh ketidakpastian dalam hubungan antara kedua negara, seperti dilansir dari The Straits Times
Baca Berita Menarik Lainnya Di Google News