
SURABAYA, 24 MEI 2025 – VNNMedia – Dalam tiga tahun terakhir, Kota Surabaya mencatat peningkatan tajam pada jumlah kasus gangguan penglihatan. Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya, kasus gangguan mata mencapai 121.206 pada tahun 2024, naik dari 114.536 pada 2023 dan 109.000 pada 2022.
Kepala Dinas Kesehatan Surabaya, drg. Nanik Sukristina, menyatakan bahwa pihaknya terus mengupayakan penanggulangan masalah ini melalui berbagai langkah. Mulai dari skrining kesehatan rutin di fasilitas pelayanan kesehatan hingga penyuluhan langsung kepada masyarakat.
“Upaya kami melibatkan banyak pihak, termasuk posyandu, puskesmas, serta kolaborasi dengan klinik swasta seperti Klinik Mata Tritya untuk memperluas edukasi dan deteksi dini gangguan mata,” ujar Nanik dalam seminar 1st SYMTYA di Surabaya, Sabtu (24/5/2025).
Ia menambahkan bahwa masih rendahnya pemahaman masyarakat terkait kesehatan mata dan ketakutan terhadap tindakan medis menjadi faktor utama meningkatnya kasus.
Kerja sama dengan Klinik Mata Tritya dinilai sebagai langkah strategis untuk menjangkau kelompok masyarakat yang rentan dan kurang teredukasi.
Ketua Panitia seminar, drg. Retnowati Handayaningroem, menegaskan bahwa kegiatan ini tak hanya bersifat edukatif, tetapi juga menjadi bentuk kepedulian sosial terhadap masyarakat kurang mampu. Termasuk mereka yang belum tercover oleh BPJS Kesehatan.
Sebagai bagian dari kontribusi nyata, Klinik Mata Tritya menggelar layanan skrining dan pengobatan mata gratis di Taman Surya pada 17 Mei, bertepatan dengan perayaan HUT Kota Surabaya. Mereka juga mengadakan berbagai seminar untuk meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan dalam menangani gangguan penglihatan.
Tak hanya berfokus di Surabaya, Klinik Mata Tritya memperluas jangkauan ke sejumlah daerah seperti Nganjuk, Madiun, Ponorogo, dan Banyuwangi. Pendekatan yang digunakan bersifat humanis dan tidak selalu bersifat komersial, terutama untuk masyarakat yang tidak mampu.
“Kami ingin memberikan manfaat seluas mungkin. Ini bukan semata soal layanan medis, tapi tentang membuka akses yang merata terhadap literasi dan pelayanan kesehatan mata,” jelas drg. Retnowati.
Seminar 1st SYMTYA sendiri menjadi acara besar pertama yang diinisiasi Klinik Mata Tritya, dihadiri lebih dari 500 peserta yang terdiri dari dokter mata, dokter umum, dan optometris dari Surabaya dan sekitarnya. Kegiatan ini turut didukung oleh Asosiasi Klinik Indonesia (Asklin) Jawa Timur.
Sebelumnya, Klinik Mata Tritya juga menyelenggarakan kegiatan serupa di Rumah Gadang Gebu Minang, Gayungsari, sebagai bagian dari rangkaian kegiatan sosial dalam rangka HUT Kota Surabaya.
Di sisi lain, BPJS Kesehatan juga memperkuat dukungannya terhadap layanan mata di Surabaya.
Eka Wahyudi, perwakilan BPJS Kesehatan KCU Surabaya, menyebutkan bahwa saat ini telah terjalin kerja sama dengan 61 fasilitas kesehatan, dan akan diperluas dengan tambahan dua rumah sakit khusus mata serta lima klinik mata utama. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan mata di kota ini.
Baca Berita Menarik Lainnya di Google News