
Jakarta, 26 April 2024 – VNNMedia – Abu Dhabi Islamic Bank (ADIB) dikabarkan akan membeli saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI (BRIS) sekira USD1,1 miliar atau setara Rp17,8 triliun.
Bank syariah terbesar di Abu Dhabi itu disebut berpotensi mengakuisisi 15 persen saham BSI dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), melansir Reuters.
Menanggapi rumor yang santer beredar tersebut, Senior Vice President BSI, Gunawan Arief Hartoyo dalam Keterbukaan Informasi BEI menegaskan bahwa, hal tersebut merupakan ranah pemegang saham perseroan. Sehingga BSI tidak dapat berkomentar lebih jauh.
“Perseroan dalam hal ini tidak dapat memberikan informasi lebih jauh, dikarenakan hal tersebut sepenuhnya merupakan ranah pemegang saham perseroan,” ujar dia di Jakarta, Kamis (25/4).
Hingga saat ini, dipastikan Gunawan, tidak ada informasi atau kejadian penting lainnya, selain yang telah diungkapkan perseroan kepada publik sesuai ketentuan III.2.2 dan IV.2.2 Peraturan I-E tentang Kewajiban Penyampaian Informasi.
Dari data RTI Business, saham BRIS ditutup melemah 2,27 persen ke level 2.580 pada perdagangan Kamis (25/4). Nilai transaksi saham BRIS mencapai Rp39,95 miliar dengan volume 15,33 juta saham dan frekuensi sebanyak 9.159 kali.
Diberitakan sebelumnya, rencana akuisisi BRIS oleh Abu Dhabi Islamic Bank (ADIB) bertujuan untuk masuk ke dalam pasar yang sedang berkembang pesat di Asia Tenggara.
“Hal itu merupakan salah satu opsi yang sedang dipertimbangkan oleh Abu Dhabi Islamic Bank,” kata sumber Reuters yang tidak disebutkan namanya, baru-baru ini.
Sumber-sumber tersebut mengatakan, pembicaraan dan pertimbangan mengenai akuisisi masih dalam tahap awal dan tidak ada jaminan bahwa kesepakatan akan diselesaikan.
Namun demikian, setelah laporan Reuters dipublikasikan, Abu Dhabi Islamic Bank membantah bahwa mereka sedang melakukan negosiasi untuk mengakuisisi saham BSI.
Sebelumnya juga, Menteri BUMN, Erick Thohir bersafari ke Doha, Qatar pada 22-23 April 2024 untuk memburu investor potensial untuk dikerjasamakan dengan BUMN, salah satunya BSI.
Baca juga berita : IHSG Diperkirakan Terkoreksi Diikuti Trend Penjualan Jumat (26/4)
Erick menyebut, penjajakan kerja sama dengan investor asing perlu dilakukan untuk meningkatkan values creation BUMN.
“Karena kita kan korporasi ya, jadi kita memang harus ketemu investor, ketemu potensial partner untuk kita jajaki. Siapa tahu ada kesempatan kita bisa meningkatkan tadi, value creation itu,” paparnya.
Terkait BSI, Kementerian BUMN memang berupaya menarik minat investor baru asal luar negeri untuk masuk ke Bank Syariah Indonesia.
Hal tersebut sejalan dengan rencana BRI dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI (BBNI) untuk melaksanakan divestasi sahamnya di BSI.
“Pak Tiko lagi roadshow ke Eropa, bagi tugas kita juga. Pak Tiko termasuk BSI, saya juga ke Qatar termasuk BSI, kalau bagi tugas kan enak itu,” imbuh Erick.
Baca Berita Menarik Lainnya Di Google News