Terkait Peretasan PDNS, Pejabat Kominfo Mundur dari Jabatannya

sumber : Kominfo

JAKARTA, 4 JULI 2024 – VNNMedia – Direktur Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Semuel Abrijani Pangerapan menyatakan mundur dari jabatannya. Hal ini tidak lepas dari insiden peretasan di Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 Surabaya oleh Brain Cipher Ransomware.

Selama delapan tahun ini Semuel memimpin Direktorat Aplikasi dan Informatika (Aptika).

“Dengan ini saya menyatakan per tanggal 1 Juli saya sudah mengajukan pengunduran diri saya secara lisan dan suratnya sudah saya sampaikan kemarin kepada Menteri Kominfo,” jelas Semuel dalam pernyataan resmi di kantornya, Kamis (4/7/2024).

Semuel menerangkan bahwa keputusan mundur tidak lepas dan lumpuhnya server di PNDS 2 Surabaya. Ia menyatakan gangguan pusat data menjadi tanggung jawab direktoratnya.

“Kejadian ini bagaimanapun juga secara teknis menjadi tanggung jawab saya sebagai ditjen pengampu,” ujarnya. Ia juga turut menyatakan ucapan terima kasih atas dukungan kepadanya selama ini.

Menurut dia Ditjen Aptika seharusnya menangani insiden lumpuhnya PDNS 2 Surabaya dengan baik. Meski demikian proses pemulihan dia pastikan terus berjalan.

Tuntutan mundur sebelumnya juga disuarakan SAFENet dalam sebuah petisi online di Charge.org. Meski demikian Budi hanya menjawab singkat. “No comment, kalau itu hak masyarakat,” jawab Budi yang juga Ketua Relawan Pro Jokowi (Projo).

Petisi dengan latar gambar “KARTU MERAHKAN BUDI ARIE” mulai muncul 26 Juni atau sekitar enam hari sejak server PDNS 2 Surabaya jadi korban peretasan. Hingga Kamis (4/7/2024) siang petisi telah ditandatangani 23.457 pihak.

Kominfo jadi pihak tertuduh dan lembaga yang paling bertanggung jawab atas kasus PDNS 2. Tidak itu saja, Kominfo juga bertanggung jawab di tengah banyaknya kasus peretasan. Dalam dua tahun terakhir terjadi 113 kali aksi pembocoran data pribadi, klaim SAFENet.

“Untuk itu, Menteri Kominfo Budi Arie Setiadi harus mundur sebagai pertanggungjawaban dan meminta maaf secara terbuka terhadap situasi ini,” pungkas SAFENet.

Baca Berita Menarik Lainnya di Google News