Terapkan 6 Pilar Transformasi Kesehatan, Kota Mojokerto Diapresiasi Kemenkes RI

Mojokerto, 5 Oktober 2024, VNNMedia – Dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat Pemerintah Kota Mojokerto telah menerapkan enam pilar transformasi kesehatan yang dibangun oleh Kementerian Kesehatan RI. 

Mulai dari transformasi layanan primer, transformasi layanan rujukan, transformasi sistem kesehatan masyarakat, transformasi sistem pembiayaan kesehatan, transformasi SDM kesehatan, dan transformasi digital.

Mengutip laman Pemerintah Kota Mojokerto, Sabtu (5/10/2024), atas penerapan transformasi kesehatan inilah Pemerintah Kota Mojokerto mendapatkan apresiasi dari Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI, dr. Maria Endang Sumiwi, MPH. 

Ia meresmikan Gedung Lab. BSL 2 serta Launching Labkesmas ILP dan Gayatri ILP SATU SEHAT di Labkesda Kota Mojokerto, Jl. Benteng Pancasila, Kelurahan Balongsari, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto. 

Penjabat (Pj) Wali Kota Mojokerto, Moh. Ali Kuncoro menyampaikan transformasi kesehatan yang telah diterapkan di Kota Mojokerto secara statistik tampak dalam tingginya angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang menunjukkan kualitas kesehatan dan pendidikan yaitu 80,90 serta angka harapan hidup yang mencapai 74.

“Pemkot Mojokerto saat ini sudah ada 6 Puskesmas, 11 Puskesmas pembantu dan 170-an posyandu. Ini adalah resource kita untuk memberikan pealayan kesehatan bagi masyarakat. Outcome-nya adalah bagaimana peningkatan kualitas layanan kesehatan masyarakat yang ada di Kota Mojokerto secara bertahap dan berkelanjutan,” kata Ali Kuncoro.

Lebih lanjut sosok yang akrab disapa Mas Pj ini menuturkan Kota Mojokerto telah meraih (UHC) Universal Health Coverage kategori utama yang merupakan ikhtiar bahwa kesehatan itu sesuatu yang utama. Nanti 2045 masyarakat Kota Mojokerto diupayakan menjadi masyarakat yang bugar yang siap menyongsong Indonesia emas 2045.

“Integrasi Layanan Primer dengan pendekatan pemantauan wilayah setempat, kader-kader di bawah kita gerakkan, kita punya praeswari, kader motivator dan itu betul-betul kita briefing supaya mereka intens melakukan surveillance di bawah supaya jangan sampai ada satu masyarakat pun yang tidak mendapat layanan kesehatan, prinsipnya no one left behind,” terangnya.

Dalam kesempatan ini, Maria Endang Sumiwi menyampaikan telah berjalannya tranformasi Kesehatan seakan mimpi yang menjadi nyata. Oleh karena itu, masyarakat seharusnya tidak hanya sekedar bisa mendapat pelayanan kesehatan tetapi juga mendapatkan layanan kesehatan yang berkualitas.

“Meskipun rumah sakitnya bisa operasi jantung, bisa pasang cathlab, tapi kita tidak ingin orang-orang ke rumah sakit. Itulah mengapa di Pustu, puskesmas dan kader harus keliling terus karena kita ingin mencegah, dengan pendekatan jangan sampai sakit, jadi tidak lagi kalau sakit berobat,” tuturnya.

Dengan telah berjalannya pelayanan kesehatan di Kota Mojokerto, Maria meminta agar meningkatkan hasilnya atau yang biasa disebut continuum of care, yakni satu orang harus tuntas masalah kesehatannya. Tidak cukup di-screening, tidak cukup dirujuk tapi harus dimonitor terus sampai masalah kesehatannya tuntas.

“Kami ingin Kota Mojokerto bisa mendemonstrasikan masalah kesehatan dengan tuntas, jangan sampai sudah terdeteksi, masalahnya tidak tuntas. Dan ini sangat potensial dilaksanakan di Kota Mojokerto karena sudah ada GAYATRI,” pintanya.

Sebagai informasi Laboratorium Biosafety Level 2 (BSL-2) dapat dilakukan pengujian mikroba dengan metode PCR (Polymerase Chain Reaction), dan kultur bakteri sesuai standar, disamping pemeriksaan laboratorium klinik, mikrobiologi dan kimia sehingga keamanannya lebih terjamin. 

Telusuri berita lain di Google News VNNMedia