Tencent China Rilis T1, Diklaim Lebih Cepat dari DeepSeek

HQ Tencent di Shenzhen, China

Shenzhen, 22 Maret 2025-VNNMedia- Salah satu perusahaan teknologi besar di China, Tencent, resmi merilis model kecerdasan buatan (AI) yang disebutnya sebagai T1, pada Jumat (21/3)

T1 diklaim mempunyai waktu respon yang lebih cepat dan kemampuan yang mumpuni dalam memproses dokumen teks yang diperluas, seperti yang diungkap perusahaan itu dalam sebuah unggahan di aplikasi berbagi pesan WeChat

“T1 dapatt menjaga logika konten tetap jelas dan teks tetap rapi dan bersih, dengan tingkat halusinasi sangat rendah,” bunyi pernyataan tersebut. Tencent menjelaskan jika T1 akan didukung model bahasa dasar Turbo S milik mereka yang diluncurkan bulan lalu, dimana dalam memproses kueri lebiih cepat dari model R1 nya DeepSeek

Sehari sebelumnya, Tencent mengumumkan bahwa pihaknya telah meningkatkan investasi di sektor AI dalam beberapa bulan terakhir, dan akan meningkatkan belanja modal di tahun ini, sebagai tindak lanjut dari belanja AI yang agresif tahun lalu

Dengan perilisan T1 milik Tencent, semakin meningkatkan persaingan ketat untuk sektor AI di negara tersebut. Dimana Kamis kemarin startup AI lainnya, Manus, mendaftarkan asisten AI-nya yang ditujukan untuk China dan ditampilkan pertama kali di siaran media pemerintah, yang menyoroti strategi Beijing dalam meningkatkan perusahaan AI lokal yang telah menerima pengakuan global

Manus sendiri sempat viral beberapa minggu lalu setelah merilis agen AI yang diklaimnya sebagai pertama di dunia yang mampu membuat keputusan dan menjalankan tugas secara mandiri, dengan perintah yang jauh lebih sedikit dibandingkan dengan chatbot AI seperti ChatGPT milik OpenAI dan DeepSeek

Fenomena DeepSeek, AI China berbiaya murah yang mengguncang dunia, telah mengubah peta persaingan industri teknologi AI dalam negeri. Dimana perusahaan rintisan teknologi di negara tersebut berlomba-lomba menciptakan model kecerdasan buatan dengan biaya jauh lebih murah yang berpotensi menjungkirbalikan tatanan teknologi global yang selama ini dikuasai oleh Amerika Serikat

sumber: CNA

Baca Berita Menarik Lainnya Di Google News