
Singapura, 14 April 2025-VNNMedia- Pada Senin (14/4), Singapura melalui Kementerian Perdagangan dan Industri (MTI) mengumumkan bahwa telah menurunkan proyeksi pertumbuhan PDB nya menjadi 0 persen hingga 2 persen
Hal tersebut dilakukan sebagai respon dari tarif timbal balik yang dikenakan Amerika Serikat (AS) kepada hampir semua negara termasuk Singapura, meski pada minggu lalu Trump memutuskan untuk menunda penerapannya selama 90 hari kecuali China
Sementara otoritas moneter negara tersebut, MAS, juga memutuskan untuk melonggarkan kebijakan moneternya dengan ‘sedikit mengurangi’ tingkat apresiasi nilai tukar efektif nominal dollar Singapura.
Bank sentral Singapura mengelola kebijakan moneter melalui nilai tukar bukan suku bunga seperti kebanyakan negara lainnya, dimana lembaga itu akan membiarkan mata uangnya menguat atau melemah terhadap mata uang mitra dagang utama negara tersebut dalam rentang waktu yang tidak diungkapkan
Kebijakan lembaga tersebut merupakan kedua kalinya, setelah sebelumnya juga menurunkan ekspektasi inflasi inti untuk tahun ini karena kekhawatiran ekonomi akibat perang dagang AS vs China
“MAS akan memantau dengan cermat perkembangan ekonomi global dan domestik, dan tetap waspada terhadap risiko inflasi dan pertumbuhan,” kata MAS dalam sebuah pernyataan
Masih dalam pernyataannya, MAS mengatakan jika saling balas tarif AS dan China itu akan memberi dampak signifikan pada perdagangan dan pertumbuhan ekonomi global
“Sentimen bisnis dan konsumen juga akan melemah, sehingga menghambat konsumsi domestik dan investasi di banyak perekonomian,” terang MTI pada pengumuman hari ini
sumber: CNA
Baca Berita Menarik Lainnya di Google News