Stroke Tak Bisa Ditunda, 4,5 Jam Pertama Jadi Penentu Hidup Pasien

SURABAYA, 23 DESEMBER 2025 – VNNMedia – Stroke masih menempati posisi sebagai salah satu masalah kesehatan paling krusial, tercatat sebagai penyebab kematian nomor dua di dunia sekaligus faktor utama disabilitas jangka panjang.

Di Jawa Timur, angka kejadian stroke juga menunjukkan tren peningkatan dari tahun ke tahun, sehingga membutuhkan penanganan cepat, presisi, dan terintegrasi berbasis waktu.

Merespons kondisi tersebut, RS Kemenkes Surabaya memperkuat sistem layanan stroke terpadu melalui implementasi Code Stroke Awareness serta pengembangan layanan Neuro Restorasi Pasca Stroke.

Sebagai rumah sakit tipe A, RS Kemenkes Surabaya didukung fasilitas medis lengkap, teknologi mutakhir, serta tenaga medis multidisiplin berpengalaman. Melalui sistem Code Stroke, seluruh proses pelayanan—mulai dari dokter, pemeriksaan penunjang, hingga tenaga pendukung—terintegrasi dalam satu alur cepat untuk merespons kondisi gawat darurat stroke.

Dokter spesialis saraf RS Kemenkes Surabaya, dr. Chandrawati Widya, Sp.N, menekankan bahwa kecepatan penanganan menjadi kunci utama keberhasilan terapi stroke. Pasalnya, masa emas atau golden period penanganan stroke hanya berlangsung hingga 4,5 jam sejak gejala pertama muncul.

“Time is brain. Semakin cepat pasien ditangani, semakin besar peluang mencegah kerusakan otak yang permanen,” jelasnya.

Ia juga mengingatkan bahwa stroke tidak selalu diawali dengan gejala khas seperti wajah mencong atau kelemahan satu sisi tubuh. Keluhan lain seperti pusing berputar, kesemutan, hingga nyeri kepala mendadak juga patut dicurigai sebagai tanda awal stroke.

Untuk deteksi dini, masyarakat dapat menggunakan metode FAST (Face, Arms, Speech, Time) sebagai panduan sederhana mengenali gejala stroke.

“Jika muncul tanda-tanda tersebut, segera bawa pasien ke rumah sakit. Kalaupun bukan stroke, penanganan dini tetap bisa menekan risiko yang lebih berat,” tambahnya.

Sementara itu, dokter bedah saraf dr. M. Wildan Hakim, Sp.BS, menjelaskan bahwa penanganan stroke saat ini semakin berkembang dengan pendekatan minimal invasif.

Teknologi bedah endoskopik dan mikroskopik memungkinkan penanganan perdarahan maupun sumbatan pembuluh darah otak secara lebih akurat, aman, dan efektif.

Tidak berhenti pada fase akut, RS Kemenkes Surabaya juga mengoptimalkan layanan Neuro Restorasi Pasca Stroke untuk membantu pemulihan fungsi saraf, kemampuan kognitif, serta kualitas hidup pasien.

Salah satu teknologi unggulan yang digunakan adalah Transcranial Magnetic Stimulation (TMS), metode stimulasi otak non-invasif berbasis medan magnet yang bertujuan meningkatkan neuroplasticity dan mempercepat proses pemulihan tanpa tindakan pembedahan.

Dengan layanan komprehensif yang mencakup fase darurat hingga rehabilitasi, RS Kemenkes Surabaya menegaskan komitmennya menjadi pusat rujukan penanganan stroke yang adaptif terhadap tantangan kesehatan global serta kebutuhan masyarakat.

Baca Berita Menarik Lainnya di Google News