
SURABAYA, 22 DESEMBER 2025 – VNNMedia — Upaya mendorong transformasi ekonomi kerakyatan di Surabaya memasuki babak baru melalui peluncuran aplikasi Si-Boyo.
Platform digital berbasis marketplace dan layanan ini dikembangkan untuk memperkuat peran Koperasi Kelurahan Merah Putih (KKMP) sekaligus membuka akses digital bagi pelaku usaha mikro dan kecil di tingkat kelurahan.
Kehadiran Si-Boyo diarahkan untuk menjawab kesenjangan digital yang masih dialami sebagian besar UMKM. Data menunjukkan, sekitar 256.680 UMKM mikro dan kecil di Surabaya belum terjangkau oleh platform perdagangan daring yang sudah beredar.
Melalui aplikasi ini, koperasi diharapkan mampu menjadi pintu masuk UMKM ke pasar digital yang lebih inklusif.
Peluncuran Si-Boyo dinilai sebagai langkah strategis KKMP Surabaya dalam menempatkan koperasi sebagai aktor penting di era ekonomi digital. Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi melalui Staf Ahli Bidang Hukum, Politik, dan Pemerintahan Agus Imam Sonhaji menyampaikan apresiasi atas inovasi tersebut.
Menurutnya, koperasi kelurahan perlu berada di garda depan transformasi digital agar manfaat ekonomi digital dapat dirasakan langsung oleh masyarakat, khususnya pelaku UMKM mikro dan kecil.
Pandangan serupa disampaikan Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, dan Perdagangan (Dinkopumdag) Kota Surabaya, Febrina Kusumawati. Ia menilai Si-Boyo sebagai contoh adaptasi koperasi terhadap perkembangan teknologi tanpa meninggalkan nilai dasar gotong royong.
“Platform ini bukan sekadar aplikasi, tetapi sarana pemerataan ekonomi hingga tingkat kelurahan. Koperasi dapat bertransformasi secara digital tanpa kehilangan identitasnya,” ujarnya.
Dari sisi pengelola, KKMP Surabaya menjelaskan bahwa Si-Boyo dirancang untuk memperkuat fungsi koperasi sebagai pusat aktivitas ekonomi warga. Selain memfasilitasi transaksi, aplikasi ini juga membuka peluang usaha baru serta menciptakan lapangan kerja, khususnya bagi admin koperasi kelurahan dan mitra kurir lokal.
Ketua KKMP Surabaya, Jajar Tunggal Nur Wahyudi, menyatakan bahwa Si-Boyo diharapkan mampu mendekatkan koperasi dengan masyarakat. “Pelaku usaha lokal bisa berkembang, konsumen memperoleh harga yang lebih adil, dan ekonomi kelurahan bergerak lebih sehat,” katanya.
Pengembangan ekosistem Si-Boyo juga melibatkan mitra investor. Partner Investor Si-Boyo, Rudy Hartanto, menyebut aplikasi ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat perkotaan, mulai dari makanan terjangkau, layanan transportasi daring, hingga kebutuhan harian dan jasa pengantaran.
Sementara itu, CEO GIFTLine selaku pengembang aplikasi, Ramzy Hafizh, menjelaskan bahwa dalam satu platform, pengguna dapat mengakses beragam layanan, seperti kuliner, fesyen, farmasi, grosir, toko kelontong, pasar segar, hingga transportasi dan layanan ride hailing. Seluruh sistem dikelola dengan prinsip koperasi, tanpa potongan maupun biaya bagi pedagang.
Peluncuran Si-Boyo yang berlangsung di kawasan Car Free Day (CFD) Tunjungan Surabaya menarik perhatian masyarakat. Kegiatan tersebut diisi dengan demonstrasi penggunaan aplikasi, sosialisasi peran koperasi kelurahan, serta pendaftaran langsung bagi pedagang, pelaku UMKM, dan mitra kurir dari berbagai wilayah di Surabaya.
Ke depan, KKMP Surabaya menargetkan Si-Boyo menjadi salah satu pilar penguatan ekonomi kerakyatan sekaligus mempercepat digitalisasi UMKM berbasis koperasi, dengan mengedepankan produk lokal dan layanan yang dikelola secara kolektif.
Baca Berita Menarik Lainnya di Google News