SURABAYA, 28 JULI 2024 – VNNMedia – Tes genomic telah menjadi tren di dunia kesehatan. Tes ini dapat mengidentifikasi variasi genetic seseorang.
Dari hasil tersebut, pasien akan mendapatkan banyak informasi tentang dirinya. Informasi tersebut antara lain, seputar kesehatan risiko penyakit di kemudian hari, bakat seseorang, sifat, pola diet yang cocok, olahraga yang sesuai dengan genetic pasien, hingga kondisi kesehatan mental.
Dengan adanya hasil tersebut, dapat membantu seseorang untuk mengetahui lebih dalam bagaimana karakteristiknya. Salah satunya adalah bisa mendapatkan pengobatan yang tepat atau precision medicine.
“Dari tes genomics ini, pasien akan memahami bagaimana gen memengaruhi pemilihan nutrisi dan kebugaran melalui nutrigenomik dan sportgenomik,” jelas spesialis gizi klinis National Hospital, Surabaya, dr Christina Rusli SpGK, kepada media, di Surabaya, Kamis.
Selain itu, informasi genetic yang diperoleh dari pemeriksaan dapat digunakan untuk personalisasi pengobatan. Dengan memahami bagaimana seseorang bakal merespons terhadap suatu obat, maka dokter dapat memilih pengobatan yang paling efektif.
Tes genomic dilakukan sekali seumur hidup. Ada 360 hasil laporan dari tes genomic. Ratusan hasil tersebut diklasifikasikan menjadi 19 kategori.
Belasan kategori itu antara lain, Integumentary System, Skeletal System, Nervous System, Visual System, Lymphoid System & Immunity dan Respiratory System. Berikutnya Female Reproductive System, Sport Genomics, Behavioral Genetics, Personality dan Cognitive Hereditary.
Kemudian, Nutrition, Circulation System, Diet, Digestive, Endocrine System, Urinary, Mental Health Condition, dan Male Reproductive System.
Pemeriksaan genomics ini tidak ada batasan usia. “Mulai anak-anak, balita sampai lansia. Sekarang sudah mulai banyak orang tua yang melakukan tes untuk anaknya,” jelas Christina.
Sebelum tes, pasien akan diminta untuk puasa makan dan minum, kecuali air putih 60 menit sebelum melakukan tes 360 DNA. Tes dilakukan hanya dengan swab atau mengoleskan alat tes ke dalam bagian dalam pipi untuk mendapatkan sampel air liur. Tingkat akurasi hasil pemeriksaan DNA lebih dari 98,5 persen.
CEO National Hospital Ang Hoey Tiong mengatakan, tes ini sudah terdapat di aplikasi National Hospital.
Ang Hoey Tiong mengungkapkan, begitu pasien mengetahui apa saja risiko penyakit lalu bagaimana pola diet, maka pasien akan lebih mudah mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik. Selain itu, pasien juga bakal terhindar dari pengeluaran mendadak akibat penyakit.
Baca Berita Menarik Lainnya di Google News