
Naypyidaw, 28 April 2025-VNNMedia- Senin (28/4) tepat satu bulan setelah gempa berkekuatan 7,7 skala Richter menghantam Myanmar dan meluluhkan lantakkan negara yang tengah berkonflik itu
Laporan junta militer mencatat bahwa korban tewas akibat gempa adalah 3.700 serta sekitar 60 ribu bangunan hancur atau rusak parah
Salah satu pengungsi berusia 64 tahun yang terpaksa hidup dalam tenda mengatakan kekhawatiran akan masa depan dirinya bersama ribuan pengungsi lainnya yang bergantung hidup dari bantuan pangan. Ia masih takut kembali ke rumahnya karena gempa masih bisa muncul secara tiba-tiba pada malam hari
Sementara warga Sagaing, Myanmar barat laut, wilayah yang dekat dengan episentrum, harus menjalani kegiatan sehari-hari tanpa aliran listrik dan air ledeng. Organisasi kemanusiaan mengatakan rumah sakit lokal hampir tidak mampu menerima pasien
Pemandangan Myanmar satu bulan usai gempa, hampir tidak ada perubahan yang berarti. Rumah-rumah masih rata dengan tanah, puing-puing bangunan masih berserakan, tidak ada tanda-tanda pembangunan kembali
Masyarakat Myanmar membutuhkan bantuan berkelanjutan untuk menata ulang hidup mereka, namun nampaknya hal tersebut sulit untuk segera terwujud mengingat jauh sebelum dilanda gempa, krisis kemanusiaan sudah ada di negara yang telah dilanda konflik sejak kudeta militer tahun 2021
PBB melaporkan bahwa jutaan orang telah mengungsi dan membutuhkan bantuan, bahkan sebelum gempa terjadi
sumber: NHK
Baca Berita Menarik Lainnya Di Google News