Realisasi APBN Jatim Capai 37,89% hingga Mei 2025

SURABAYA, 24 JUNI 2025 – VNNMedia — Hingga akhir Mei 2025, realisasi belanja negara di Jawa Timur telah mencapai Rp47,91 triliun atau 37,89% dari total pagu anggaran. Angka ini mencerminkan akselerasi fiskal yang cukup baik, seiring dengan pertumbuhan ekonomi daerah yang stabil.

Hal tersebut disampaikan dalam konferensi pers APBN KiTa Regional Jawa Timur oleh Perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi Jawa Timur yang dipimpin Dudung Rudi Hendratna, Jumat (20/6/2025), secara luring di Surabaya dan daring melalui Microsoft Teams.

Realisasi pendapatan negara di Jawa Timur tercatat sebesar Rp97,89 triliun atau 34,64% dari target tahun ini sebesar Rp282,65 triliun. Dari angka tersebut, penerimaan perpajakan berkontribusi sebesar Rp94,48 triliun (34,07%), sementara Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) menyumbang Rp3,42 triliun atau 64,11% dari targetnya.

Dikatakan Dudung, capaian tersebut menggambarkan upaya intensif pemerintah dalam menjaga optimalisasi penerimaan, baik dari pajak pusat maupun cukai.

“Penerimaan perpajakan di Jawa Timur cukup solid, dengan kontribusi terbesar dari Ditjen Bea Cukai yang mencapai Rp55,09 triliun, atau 37,02% dari target. Sementara itu, penerimaan pajak langsung oleh Ditjen Pajak tercatat sebesar Rp39,38 triliun,” jelas Dudung.

Dari sisi ekonomi makro, Jawa Timur menunjukkan pertumbuhan yang sehat. Pada triwulan I 2025, ekonomi provinsi ini tumbuh 5,00% (yoy), menjadi kontributor terbesar kedua terhadap PDRB Pulau Jawa setelah DKI Jakarta, yakni sebesar 25,11%.

Pertumbuhan ini ditopang oleh permintaan domestik yang kuat, inflasi terkendali, serta penyerapan tenaga kerja baru.

Tingkat inflasi pada Mei 2025 tercatat hanya 1,22% (yoy), lebih rendah dibandingkan rata-rata nasional sebesar 1,60%. “Ini menunjukkan kestabilan harga yang lebih baik di Jawa Timur, terutama untuk komoditas pangan. Deflasi terjadi karena panen raya yang menyebabkan stok melimpah dan harga turun,” tambah Dudung.

Pada April 2025, nilai ekspor Jawa Timur meningkat menjadi USD2,18 miliar, sementara impor mencapai USD9,68 miliar. Ekspor didominasi sektor industri pengolahan, dengan negara tujuan utama Amerika Serikat, Tiongkok, dan Jepang.

Dari sektor pertanian, Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Timur mencapai 109,38 pada Mei 2025, menandakan peningkatan daya beli petani. “Sebagai lumbung pangan nasional, petani Jawa Timur mampu menjaga keberlanjutan usaha taninya dan mendukung kestabilan pangan nasional,” ujar Sugeng.

Belanja Negara Dorong Aktivitas Ekonomi Daerah

Dari sisi belanja, total anggaran yang telah direalisasikan terdiri atas Belanja Kementerian/Lembaga (K/L) sebesar Rp14,03 triliun, dan Transfer ke Daerah (TKD) senilai Rp33,88 triliun. Penyerapan anggaran ini diharapkan terus mendorong kegiatan ekonomi riil di daerah.

Sugeng menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam memperkuat fondasi fiskal dan perekonomian regional. “Kami optimistis, dengan koordinasi yang baik dan dukungan seluruh elemen masyarakat, kinerja APBN di Jawa Timur akan semakin optimal dan memberikan dampak langsung kepada masyarakat,” tutupnya.

Baca Berita Menarik Lainnya di Google News