
SURABAYA, 19 MARET 2025 – VNNMedia – Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Pangan menugaskan PT SGN untuk menggelar Operasi Pasar (OP) gula bekerja sama dengan PT Pos Indonesia. Langkah ini bertujuan meredam lonjakan harga gula yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir akibat sentimen negatif terhadap kebijakan dan produksi gula di Brasil dan India.
PT SGN telah menyiapkan 43.000 ton gula untuk OP, yang akan disalurkan secara bertahap berdasarkan permintaan PT Pos Indonesia. Program ini berlangsung mulai tujuh hari sebelum Ramadan hingga menjelang Idulfitri 2025 di seluruh Kantor Cabang Utama (KCU) dan Kantor Cabang Pembantu (KCP) PT Pos di Indonesia.
“Kami mendapat tugas dari pemerintah untuk menjalankan OP melalui PT Pos, sehingga seluruh stok gula kami disuplai ke PT Pos dengan harga jual Rp 15.000 per kg,” kata Kepala Divisi Sekretariat Perusahaan PT SGN, Yunianta, Senin (17/3/2025).
Saat ini, sekitar 2.000 ton gula telah terserap pasar, dengan permintaan terbesar berasal dari Pulau Jawa, khususnya Jawa Tengah dan Jakarta, diikuti Sumatera dan Sulawesi. Untuk menghindari aksi borong, pembelian gula dibatasi maksimal 2 kg per orang, sesuai ketentuan Badan Pangan Nasional (Bapanas).
“Tidak perlu khawatir, stok tersedia setiap hari dan bisa didapatkan di PT Pos, baik KCU maupun KCP yang menyelenggarakan OP. Jumlah titik distribusinya hampir mencapai ribuan. Jika diperlukan, OP ini bisa diperpanjang sesuai arahan Bapanas,” tambahnya.
Dorong Kinerja di 2025
PT SGN terus meningkatkan kinerjanya dengan menargetkan produksi gula mencapai 1 juta ton pada 2025, naik dari 847 ribu ton pada 2024. Untuk mencapai target tersebut, PT SGN berencana menggiling 13,6 juta ton tebu tahun depan, meningkat dari 11,956 juta ton tahun sebelumnya. Perusahaan juga menargetkan pendapatan Rp 1 triliun di tahun 2025.
Upaya pencapaian target dilakukan dengan menambah luas lahan tebu melalui skema sewa lahan milik Perhutani serta kerja sama operasional (KSO) dengan PTPN I Supporting-co. Total lahan yang akan dimanfaatkan mencapai 187 ribu hektare, dengan 59.574 hektare berasal dari PTPN I Supporting-co.
“Beberapa lahan Perhutani sudah dikerjasamakan dengan SGN, termasuk lahan PTPN I. Kami juga berencana bekerja sama dengan pabrik gula di luar Grup PTPN, seperti pabrik gula milik RNI dan Batu Baru di Yogyakarta, namun masih menunggu keputusan pemerintah,” jelas Yunianta.
Sementara itu, salah satu pabrik gula yang telah memulai penggilingan adalah PG Kwala Madu di Medan, Sumatra Utara, yang sudah menggiling 200.000 ton tebu sejak akhir Januari 2025.
“Kebanyakan pabrik mulai giling pada Mei, tetapi karena faktor iklim, di Sumatra berbeda. Saat ini, PG Kwala Madu sudah mulai beroperasi,” tambahnya.
Untuk mendukung swasembada gula pada 2027, PT SGN juga berencana mengoperasikan kembali beberapa pabrik gula. Satu di antaranya yaitu PG Bone yang memiliki kapasitas penggilingan sekitar 2.500 ton tebu per hari.
“Kami sudah memetakan pasokan tebu, terutama di luar Jawa, yang mayoritas berasal dari lahan sendiri atau Hak Guna Usaha (HGU). Beberapa daerah yang sebelumnya tidak ditanami tebu kini dikonversi untuk mendukung produksi gula nasional,” pungkasnya.
Baca Berita Menarik Lainnya di Google News