Prosesi Pemilihan Paus, Tradisi dan Misteri di Balik Takhta Suci

Gereja Katolik Roma

Vatikan, 22 April 2025-VNNMedia- Ketika Takhta Suci mengalami sede vacante (kekosongan takhta kepausan), perhatian dunia tertuju pada mekanisme unik dan penuh tradisi yang digunakan untuk memilih pemimpin tertinggi Gereja Katolik Roma, seorang Paus baru. Proses yang berlangsung tertutup dan penuh kerahasiaan ini dikenal dengan nama Konklaf

Konklaf diadakan di Kapel Sistina, sebuah bangunan bersejarah di dalam Istana Apostolik di Vatikan. Hanya para kardinal yang belum berusia 80 tahun pada saat Takhta Suci dinyatakan kosong yang berhak untuk berpartisipasi dalam pemilihan ini. Jumlah kardinal pemilih dapat bervariasi, namun umumnya berkisar di angka seratusan

Sebelum memasuki Konklaf, para kardinal menjalani serangkaian ritual dan doa sebagai persiapan spiritual. Mereka kemudian diisolasi sepenuhnya dari dunia luar. Komunikasi dengan pihak eksternal dilarang keras untuk menjaga kerahasiaan proses pemilihan dan menghindari pengaruh dari luar

Mekanisme pemungutan suara dilakukan secara tertulis dalam beberapa putaran setiap harinya. Setiap kardinal menuliskan nama kandidat pilihannya pada selembar kertas suara. Setelah semua kardinal memberikan suara, surat suara dihitung dengan cermat

Seorang kandidat dinyatakan terpilih menjadi Paus jika berhasil meraih mayoritas dua pertiga suara dari seluruh kardinal pemilih. Jika setelah beberapa putaran pemungutan suara belum ada kandidat yang mencapai mayoritas yang dibutuhkan, dilakukan doa dan diskusi singkat di antara para kardinal sebelum pemungutan suara berikutnya

Salah satu momen paling ikonik dalam proses Konklaf adalah sinyal yang diberikan kepada dunia luar melalui asap yang keluar dari cerobong Kapel Sistina. Jika asap berwarna hitam (fumata nera), itu menandakan bahwa belum ada Paus yang terpilih. Sementara itu, asap putih (fumata bianca) menjadi pertanda sukacita bagi umat Katolik di seluruh dunia, mengumumkan bahwa seorang Paus baru telah terpilih

Setelah terpilih, kardinal terpilih akan ditanya apakah ia menerima jabatan tersebut. Jika jawaban “ya” diberikan, ia kemudian akan ditanya nama kepausan yang ingin ia gunakan. Setelah itu, Paus terpilih akan diperkenalkan kepada publik dari balkon Basilika Santo Petrus dengan ucapan terkenal “Habemus Papam” (Kita punya Paus)

Proses pemilihan Paus bukan hanya sekadar pemilihan pemimpin agama, tetapi juga merupakan peristiwa bersejarah dan spiritual yang sarat dengan tradisi dan makna bagi jutaan umat Katolik di seluruh dunia. Kerahasiaan dan kesakralan Konklaf menjadi ciri khas yang membedakannya dari proses pemilihan pemimpin lainnya

Baca Berita Menarik Lainnya Di Google News