Program SheInspire, Sisternet XL Axiata dan Kementerian PPPA Berdayakan Warga Binaan di 10 Lapas Perempuan

YOGYAKARTA, 25 FEBRUARI 2025 – VNNMedia – PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) kembali menggelar program pemberdayaan perempuan, Sisternet. Program tersebut dilaksanakan bekerja sama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) Republik Indonesia resmi memulai program SheInspire Sinergi Berdaya: Bersinar Bangkit Bersama dalam membangun masa depan bersama Perempuan Warga Binaan.

Program ini bertujuan untuk mendukung pemberdayaan ekonomi perempuan warga binaan di 10 Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Warga binaan akan dibekali dengan keterampilan kewirausahaan, literasi digital, serta pendampingan psikososial guna mempercepat reintegrasi sosial setelah bebas dari lapas.

Pelatihan digelar di Lapas Perempuan Kelas IIB Yogyakarta, Senin (24/2/2025).

Menteri PPPA RI, Arifah Fauzi sangat mengapresiasi inisiatif ini, di mana reintegrasi sosial bagi perempuan warga binaan merupakan tantangan besar. Terutama dalam mengatasi stigma dan diskriminasi di masyarakat.

Program ini menjadi jembatan harapan. Membekali mereka dengan keterampilan yang tak hanya mendukung kemandirian ekonomi, tetapi juga memulihkan harga diri dan kepercayaan diri untuk kembali menjadi bagian yang produktif dalam masyarakat.

“Kami berharap inisiatif ini dapat menginspirasi lebih banyak perusahaan dan organisasi lainnya untuk turut serta dalam upaya pemberdayaan perempuan. Dengan dukungan dan intervensi yang tepat, perempuan warga binaan dapat memiliki masa depan yang lebih baik dan berdaya secara ekonomi,” kata Arifah.

Sementara itu, Dian Siswarini, menegaskan komitmen perusahaan dalam memberdayakan perempuan melalui teknologi dan pelatihan keterampilan. Menurutnya, setiap perempuan, termasuk mereka yang berada dalam lingkungan Lapas, memiliki potensi besar untuk bangkit dan membangun masa depan yang lebih baik.

“Melalui program ini, kami berharap dapat memberikan bekal keterampilan yang nyata, baik dalam kewirausahaan maupun digitalisasi, sehingga mereka lebih siap menghadapi tantangan setelah bebas,” ujarnya.

Banyak perempuan yang keluar dari lapas menghadapi keterbatasan akses terhadap peluang ekonomi dan stigma sosial yang menghambat proses adaptasi mereka di masyarakat. Program ini hadir sebagai solusi dengan pendekatan komprehensif yang mencakup aspek keterampilan, kepercayaan diri, serta jaringan sosial yang mendukung.

Dian menambahkan, program pelatihan ini memiliki empat tujuan terukur. Pertama, meningkatkan keterampilan kewirausahaan melalui pelatihan intensif bagi perempuan eks-narapidana agar dapat mengembangkan usaha sendiri.

Kedua, membangun kepercayaan diri melalui seminar dan sesi motivasi agar mereka siap beradaptasi dengan lingkungan sosial dan dunia usaha. Ketiga, memfasilitasi jaringan sosial dengan menciptakan kesempatan untuk membangun koneksi dengan mentor, komunitas wirausaha, dan dunia usaha.

Serta keempat, memberikan dukungan moral dan sosial bagi para peserta untuk menghadapi tantangan setelah bebas dari lapas.

Sementara itu, Direktur of HR Corporate Wings Group sekaligus perwakilan Yayasan WINGS Peduli, Meriam Katombo, mengungkapkan, setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk bangkit dan bertransformasi menjadi versi terbaiknya. Khususnya perempuan yang memiliki peran penting dalam membangun masa depan keluarga dan orang-orang di sekitarnya.

“Kesamaan spirit dengan XL Axiata inilah yang melatarbelakangi kolaborasi kami untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik melalui pemberdayaan masyarakat di bidang lingkungan, kesehatan, pendidikan, dan kemanusiaan,” ujarnya.

Pelaksanaan di 10 Lapas Perempuan

Rangkaian program SheInspire Sinergi Berdaya ini akan dilaksanakan di sembilan Lapas perempuan di berbagai kota lainnya, yaitu Tangerang, Medan, Bandung, Lampung, Lombok, Kerobokan, hingga Makassar. Pemilihan lokasi ini dilakukan berdasarkan hasil assessment yang dilakukan oleh KemenPPPA dan XL Axiata sesuai kebutuhan dan kesiapan fasilitas di masing-masing Lapas.

Program ini terdiri dari dua jenis pelatihan utama, yaitu soft skill dan hard skill, guna membekali peserta dengan keterampilan yang komprehensif. Kelas soft skill yang dilaksanakan secara online, menghadirkan materi seputar public speaking, kewirausahaan, literasi finansial, dan kesehatan mental.

Sementara itu, kelas hard skill yang dilakukan secara langsung, fokus pada pelatihan praktis, seperti pembuatan dan pemasaran roti dan kue, serta keterampilan seni dekorasi berbasis kain yang memiliki nilai jual tinggi atau yang dikenal dengan tufting. Melalui kombinasi kedua pelatihan ini, peserta diharapkan tidak hanya memiliki keterampilan teknis, tetapi juga kesiapan mental dan kemampuan manajerial untuk mendukung kemandirian ekonomi di masa depan.

Kepala Lapas Perempuan Kelas IIB Yogyakarta, Amiek Diyah Ambarwati, menambahkan, dengan adanya program pelatihan, Perempuan warga binaan diharapkan bisa memperoleh keterampilan baru yang dapat membantu mereka dalam beradaptasi setelah kembali ke masyarakat, serta memberi dampak positif dalam kehidupan mereka di masa depan. Program pelatihan semacam ini juga dapat memperbaiki kesejahteraan mental dan meningkatkan rasa percaya diri mereka.

Amiek mengucapkan terima kasih kepada ibu Menteri PPPA dan XL Axiata yang telah peduli terhadap Warga Binaan Pemasyarakatan khususnya di LPP Yogyakarta dengan pemberian pelatihan dan dukungan ini. Semoga dengan kegiatan ini Warga Binaan Pemasyarakatan mempunyai skill dan bekal untuk kembali ke masyarakat membawa manfaat untuk keluarga dan masyarakat pada umumnya,

Program ini sendiri akan berlangsung hingga bulan Mei 2025 dan difokuskan pada pelatihan inkubasi jangka pendek. Untuk memastikan keberlanjutan dan efektivitasnya, akan ada ketua pendamping di setiap Lapas yang bertugas membantu dan mendampingi peserta setelah program selesai.

Lebih lanjut, XL Axiata tidak hanya berupaya memberikan pelatihan, tetapi juga membangun ekosistem yang mendukung keberlanjutan usaha mereka setelah bebas. Teknologi digital menjadi kunci dalam membuka akses pasar dan tenaga kerja lebih luas bagi mereka.

Baca Berita Menarik Lainnya di Google News