
Surabaya, 19 Mei 2025, VNNMedia – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (Kemendukbangga)/BKKBN resmi meluncurkan program baru berlabel GATI (Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting Indonesia), sebuah inisiatif revolusioner yang dirancang bukan hanya sebagai solusi jangka pendek, tetapi juga sebagai fondasi kuat dalam membangun keluarga sehat, sejahtera, dan produktif. Program ini dinilai sebagai langkah strategis pemerintah dalam mencetak generasi emas 2045 bebas stunting.
Peluncuran GATI dilakukan dalam agenda Sosialisasi Program Bangga Kencana di Surabaya, yang baru – baru ini berlangsung semarak di Lapangan Kepo, Kelurahan Dr. Soetomo, Surabaya. Acara ini tidak sekadar seremonial, melainkan bentuk nyata kolaborasi antara pemerintah pusat, DPR RI, dan masyarakat dalam satu napas, yakni cegah stunting, selamatkan masa depan bangsa.
Anggota Komisi IX DPR RI, Dr. Arzeti Bilbina, M.A.P., yang turut hadir dalam sosialisasi ini, menegaskan pentingnya peran ibu dan dukungan penuh keluarga, termasuk ayah, dalam mengawal tumbuh kembang anak. “Seorang ibu memang hebat, tapi generasi kuat tidak cukup hanya dengan peran ibu. Butuh sinergi ayah dan ibu, karena stunting bukan hanya soal gizi, ini tentang masa depan anak-anak kita,” ujar Arzeti, melalui rilis humas BKKBN Jatim, Senin (19/5/2025).
Ia juga mengapresiasi tinggi kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dengan kepeduliannya yang menyiapkan Kader “Surabaya Hebat” dengan pasukannya all out siap tempur dalam mencegah dan memberantas Stunting di Surabaya. “Mereka turun sampai ke pelosok sampai ke RT/ RW dan betul – betul menjadi pelopor penurunan Stunting di Surabaya itu nyata. Boleh mengapresiasi tinggi, Surabaya itu kalau memulai atau pendahuluan tentang terobosan baru itu paling komitmen. Ketika bicara vaksin dan Stunting, Surabaya duluan dari pada daerah lainnya (di Jawa Timur),“ ungkap Arzeti.
Program GATI mengusung pendekatan holistik dan humanis, mengasuh anak bukan hanya tanggung jawab ibu, tapi melibatkan penuh peran sang ayah. Inilah paradigma baru dalam pengasuhan anak yang diangkat BKKBN.
Mewakili BKKBN Jatim, Aninda Rose Novila, menggarisbawahi hal ini, “Kehadiran ayah sangat penting. Ayah adalah role model pertama bagi anak, pelindung utama, dan kekuatan yang dibutuhkan anak sejak usia dini,” ujar Aninda.
Di balik GATI, ada pula program lain yang menyasar aspek nutrisi esensial, khususnya pada masa krusial 1.000 hari pertama kehidupan. Pemerintah pusat melalui Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga menggelar Program Nutrisi Gratis bagi bayi hingga usia dua tahun. “Ini bukan sekadar program, ini adalah investasi negara untuk masa depan yang tak bisa ditunda,” tegas Pranata Humas Ahli Madya BKKBN Pusat, Ratna Juwita Razak.
Tingkat partisipasi publik dalam kegiatan ini tinggi, ratusan warga tumpah ruah hadir. Antusiasme mereka mencerminkan kesadaran baru. Stunting bukan hanya isu kesehatan, tetapi isu peradaban. Sosialisasi juga menyentuh semua tahapan siklus hidup manusia, dari perencanaan pernikahan hingga lansia. Surabaya sendiri mendapat sorotan khusus karena komitmennya yang luar biasa.
Data menyebutkan prevalensi stunting Indonesia terus menurun, dari 37,2 persen (2013) menjadi 30,8 persen (2018), dan ditargetkan turun ke angka 19,4 persen pada 2025. Namun, tantangan besar tetap ada. WHO menetapkan batas maksimal prevalensi stunting ideal di bawah 20 persen. Artinya, kerja belum selesai.
Ratna Juwita optimistis. “Prevalensi stunting kita menurun bahkan di tengah pandemi. Bayangkan jika kondisi normal. Lewat program-program baru ini, kita pastikan target WHO bukan mimpi, tapi keniscayaan,” ujarnya meyakinkan.
GATI bukan hanya program. Ia adalah gerakan. Gerakan menuju Indonesia yang lebih kuat, cerdas, dan sehat. Program Indonesia terbebas Stunting ini, bukan hanya tanggung jawab negara, tapi tanggung jawab kita semua.
Telusuri berita lain di Google News VNNMedia