
SURABAYA, 24 DESEMBER 2024 – VNNMedia – PT Sinergi Gula Nusantara (SGN), anak perusahaan PTPN III (Persero) Holding Perkebunan Nusantara, berhasil mencatatkan produksi gula kristal putih (GKP) sebesar 847 ribu ton di tahun giling 2024. Angka ini meningkat 12,97% dibandingkan tahun sebelumnya.
Di mana total tebu yang digiling mencapai 11,956 juta ton atau 14,43% dari realisasi tahun 2023. Direktur Hubungan Kelembagaan dan Manajemen Risiko Aris Toharisman menjelaskan bahwa peningkatan produksi ini merupakan hasil dari berbagai inisiatif strategis perusahaan.
“Kami menghadapi tantangan anomali iklim yang ekstrem pada tahun lalu. Namun berhasil meningkatkan produktivitas dengan rata-rata rendemen 7,10 persen, memberikan kontribusi sebesar 34,38 persen terhadap total produksi gula nasional,” ujar Aris.
Perlu diketahui, total produksi gula konsumsi nasional tahun ini mencapai 2,465 juta ton, berasal dari pabrik gula milik BUMN maupun swasta di seluruh Indonesia. Kendala iklim yang dihadapi diantisipasi melalui berbagai program unggulan yang sejalan dengan peta jalan pemerintah untuk mencapai swasembada gula konsumsi pada tahun 2028, sesuai Perpres No 40 Tahun 2023.
SGN sendiri telah melakukan kerja sama operasional (KSO) dengan PTPN I untuk mengelola aset lahan tebu guna memastikan kualitas tebu yang memenuhi standar teknis. Program ratoon tebu rakyat yang berlangsung dari tahun 2024 hingga 2029 bertujuan meningkatkan produktivitas tanaman tebu petani serta menyediakan benih unggul.
“Selain itu, peningkatan rendemen juga dilakukan melalui penataan varietas dengan menggunakan benih unggul pada setiap tahap masak—awal, tengah, dan akhir—dengan proporsi masing-masing 30 persen, 40 persen, dan 30 persen,” ujar Aris.
Dalam rangka meningkatkan efektivitas operasional, SGN meluncurkan aplikasi ETERA sebagai bagian dari digitalisasi ekosistem tebu rakyat. Aplikasi ini dirancang untuk meningkatkan jumlah petani, produktivitas tebu, serta efektivitas dan efisiensi bagi para pemangku kepentingan dalam proses operasional.
SGN juga telah melakukan reorganisasi dengan mendedikasikan 2.150 karyawan untuk mendukung petani tebu dan manajer sebagai satgas tebu rakyat.
Selain itu, Program inkubasi petani tebu atau Agripreneur Tebu telah dibentuk untuk mengembangkan mini estate entrepreneur petani tebu muda sebagai calon-calon penerus petani tebu dan pengembangan luasan lahan tebu. Menjelang akhir Desember, program ini telah melaksanakan tiga batch seleksi peserta untuk penempatan di Sragen, Madiun, dan Kediri.
Direncanakan awal tahun 2025 akan dilakukan bootcamp untuk memberikan pelatihan dan pendampingan kepada peserta yang telah lulus seleksi.
Pada bulan Agustus lalu, SGN meluncurkan gerakan Penguatan Tebu Rakyat bersama Kementerian BUMN, Kementerian Pertanian, dan Kemenko Bidang Pangan. Gerakan ini bertujuan meningkatkan produktivitas tebu milik petani sehingga pendapatan petani meningkat dan kesejahteraan mereka tercapai.
PTPN Group melalui SGN juga berkolaborasi dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian untuk memberikan akses Kredit Usaha Rakyat (KUR) Khusus Kluster bagi petani tebu, yang tidak memiliki batasan platform seperti program KUR sebelumnya.
Pada tahun 2025, SGN menargetkan menggiling 13,5 juta ton tebu dari 187 ribu hektar lahan, termasuk 59.574 hektar dari KSO dengan PTPN I, untuk mencapai produktivitas 8 ton per hektar di Jawa Timur sebagai proyek percontohan. Selain itu, SGN menargetkan peningkatan produksi gula kristal putih menjadi 1 juta ton pada tahun 2025, dengan kualitas yang sesuai standar nasional Indonesia (SNI), sebagai bagian dari upaya mencapai swasembada gula konsumsi di tahun 2028.
Aris Toharisman optimis bahwa dengan berbagai program strategis dan sinergi yang kuat, SGN dapat terus berkontribusi dalam ketahanan pangan dan kesejahteraan petani tebu di Indonesia.
Baca Berita Menarik Lainnya di Google News