
Paris, 03 Juni 2025-VNNMedia- Prancis berani merogoh kocek hingga ratusan juta dollar untuk membeli unit bisnis dari perusahaan teknologi Atos
Dilansir dari Channel News Asia, Atos melaporkan pada Senin (3/6), bahwa Prancis telah mengajukan penawaran konfirmasi senilai US$466,33 juta untuk membeli sebagian dari bekas bisnis Advanced Computing atau Komputasi Lanjutan milik mereka
Lebih lanjut, Atos mengungkap jika besaran tawaran Prancis merupakan nilai perusahaan saat ini. Namun mereka menjelaskan bahwa pembelian tidak termasuk bisnis Vision AI. Perusahaan akan memposisikan ulang Vision AI ke dalam unit bisnis Evident milik mereka
Atos sendiri merupakan perusahaan layanan teknologi informasi multinasional yang berbasis di Prancis. Didirikan pada tahun 1997, Atos tumbuh pesat melalui serangkaian akuisisi strategis yang agresif, membangun reputasinya sebagai penyedia layanan IT terkemuka di berbagai sektor, mulai dari layanan infrastruktur TI terkelola, integrasi sistem, konsultasi, hingga keamanan siber dan komputasi awan
Akuisisi besar seperti Siemens IT Solutions and Services pada tahun 2011 dan Syntel pada tahun 2018 memperkuat posisi Atos di pasar global, terutama di Eropa dan Amerika Utara
Perusahaan ini telah menjadi tulang punggung digital bagi banyak organisasi besar, termasuk untuk Olimpiade dan Paralimpiade, serta berbagai lembaga pemerintah dan perusahaan multinasional
Di masa kejayaannya, Atos dipandang sebagai juara teknologi Eropa yang mampu bersaing dengan raksasa AS. Nilai pasar perusahaan ini pernah mencapai puncaknya pada periode awal tahun 2018, dengan kapitalisasi pasar mendekati €12 miliar (sekitar Rp 210 triliun dengan kurs saat ini)
Atos mulai mengalami masalah keuangan secara signifikan setelah periode puncak kejayaannya di awal tahun 2018. Beberapa faktor yang berkontribusi pada kemerosotan ini termasuk penurunan bisnis tradisional, manajemen yang tidak konsisten, beban utang yang membengkak, dan kegagalan negosiasi penjualan aset
Di tahun 2024, Atos secara perlahan namun pasti keluar dari sejumlah krisis keuangan, setelah suksesnya perjanjian restrukturisasi dengan para kreditornya
Baca Berita Menarik Lainnya Di Google News