
Seoul, 16 Mei 2025-VNNMedia- Badan Kepolisian Nasional Korea (KNPA) telah mengeluarkan pemberitahuan penting kepada seluruh kantor polisi di negara tersebut, melarang para petugas untuk memasukkan informasi investigasi atau data terkait pekerjaan ke dalam alat kecerdasan buatan (AI) generatif populer seperti ChatGPT. Langkah ini diambil menyusul meningkatnya kekhawatiran akan potensi kebocoran data sensitif
Seorang pejabat KNPA yang tidak ingin disebutkan namanya mengkonfirmasikannya pada Jumat (16/5), bahwa surat edaran berjudul “Tindakan pencegahan saat menggunakan alat AI generatif seperti ChatGPT” telah dikirimkan ke semua unit kepolisian, seperti dilansir dari The Korea Herald
“Arahan tertulis tersebut menekankan bahwa data investigasi atau terkait pekerjaan serta informasi pribadi mereka yang terlibat dalam kasus tersebut tidak boleh dimasukkan saat berinteraksi dengan AI generatif,” jelas pejabat tersebut
Selain itu, KNPA juga mengimbau para petugas untuk “menahan diri dari menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh AI generatif yang berkaitan dengan keamanan” dan “memastikan langkah-langkah peninjauan menyeluruh telah diterapkan ketika menggunakan AI untuk proyek investigasi yang terkait dengan teknologi informasi.”
Meskipun demikian, terungkap bahwa penggunaan AI generatif seperti ChatGPT telah menjadi hal yang cukup umum di kalangan petugas polisi muda. Seorang penyidik bermarga Kim mengungkapkan kepada The Korea Herald, “Saya tahu bahwa ChatGPT, misalnya, telah membantu banyak pejabat kepolisian, termasuk saya sendiri, saat meninjau undang-undang yang relevan atau kasus investigasi dari masa lalu yang mungkin tidak kami ketahui.”
Ironisnya, pada Maret 2023, KNPA sempat menyatakan akan bekerja sama dengan ChatGPT untuk menyusun dokumen penting dalam bahasa Inggris terkait kejahatan lintas batas dengan tujuan meningkatkan efisiensi
Saat itu, KNPA meyakinkan bahwa tidak ada kekhawatiran mengenai kebocoran data pribadi atau informasi investigasi rahasia karena ChatGPT hanya akan digunakan untuk menghasilkan dokumen berbahasa Inggris
Namun, seiring dengan semakin luasnya adopsi AI generatif di lingkungan kepolisian, kekhawatiran mengenai risiko terkait penginputan informasi sensitif semakin menguat. Seorang pejabat senior kepolisian kepada JoongAng Ilbo memperingatkan, “Jika catatan investigasi dari jaringan internal kepolisian ditransfer ke situs web eksternal yang dibuat oleh AI, risiko kebocoran informasi pribadi atau terungkapnya rincian investigasi rahasia akan meningkat.”
Ia menambahkan, “Menggunakan ChatGPT untuk menyempurnakan bagian-bagian laporan investigasi sama dengan membiarkan informasi investigasi penting terkumpul di luar kendali polisi.”
Menanggapi kekhawatiran ini, KNPA mengonfirmasi bahwa mereka telah bekerja sama dengan LG CNS sejak awal tahun 2025 untuk mengembangkan model AI generatif khusus yang dirancang untuk membantu petugas polisi dalam penyelidikan. Model AI ini akan menggunakan teknologi milik LG, Exaone, dan akan diimplementasikan ke dalam sistem internal kepolisian setelah pengembangan selesai.
Layanan dukungan investigasi berbasis AI internal ini diharapkan mampu meringkas pernyataan tertulis, menunjukkan kasus serupa berdasarkan jenis kejahatan, menganalisis masalah mendasar dalam penyelidikan, serta membantu petugas dalam menyusun dokumen investigasi
Langkah ini menunjukkan upaya KNPA untuk memanfaatkan potensi AI sambil tetap menjaga keamanan dan kerahasiaan data sensitif kepolisian
Baca Berita Menarik Lainnya Di Google News