PM Jepang Desak Trump Batalkan Tarif Sepihak Demi Kemitraan yang Saling Menguntungkan

PM Jepang Shigeru Ishiba

Tokyo, 08 April 2025-VNNMedia- Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba telah melakukan panggilan telepon dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Senin (7/4), mendesak pembatalan kebijakan tarif sepihak yang diterapkan AS

Dalam percakapan selama 25 menit tersebut, Ishiba menekankan pentingnya pendekatan yang lebih kooperatif dan saling menguntungkan bagi kedua negara

Selama panggilan tersebut, Ishiba dan Trump sepakat untuk menunjuk menteri yang bertanggung jawab atas perundingan dan melanjutkan dialog terkait isu tarif

Ishiba menyampaikan kepada Trump bahwa Jepang telah menjadi investor terbesar di AS selama lima tahun berturut-turut. Ia mengungkapkan kekhawatiran mendalam bahwa kebijakan tarif AS saat ini berpotensi melemahkan kemampuan perusahaan-perusahaan Jepang untuk terus berinvestasi di Amerika Serikat

“Jepang dan AS harus mengupayakan pendekatan kerja sama yang luas yang akan menguntungkan kedua negara, termasuk strategi investasi yang diperluas, daripada tindakan sepihak,” ujar Ishiba kepada Trump, seperti dilaporkan oleh media setempat setelah panggilan telepon tersebut

Kedua pemimpin negara sepakat untuk melanjutkan dialog yang terbuka dan konstruktif dalam upaya mencari solusi terbaik terkait masalah tarif ini

Setelah percakapan, Ishiba mengatakan kepada wartawan bahwa Trump menyampaikan pandangannya mengenai posisi AS di pasar global. Ishiba menegaskan bahwa Jepang akan terus meminta AS untuk mempertimbangkan kembali kebijakan tarifnya melalui jalur dialog

Ishiba juga menjanjikan bahwa pemerintahannya akan melakukan segala upaya untuk meredakan kekhawatiran di kalangan masyarakat dan pelaku bisnis Jepang terkait kebijakan tarif AS

Lebih lanjut, Ishiba menyatakan akan memantau dengan seksama perkembangan pembicaraan di tingkat menteri antara kedua negara. Ia juga mempertimbangkan untuk melakukan kunjungan ke AS pada waktu yang tepat guna melakukan pembicaraan tatap muka dengan Presiden Trump

sumber: NHK News

Baca Berita Menarik Lainnya di Google News