
JAKARTA, 26 APRIL 2025 – VNNMedia – PLTU Ketapang terus berkomitmen dalam mengelola limbah Fly Ash – Bottom Ash (FABA) menjadi bahan bernilai tinggi, mengurangi dampak lingkungan, sekaligus mendukung perekonomian masyarakat setempat.
Salah satu bentuk nyatanya adalah pemanfaatan FABA sebagai material konstruksi dalam pembangunan Gereja GPIB Ebenhaezer di Ketapang, Kalimantan Barat.
Sejak pertengahan 2024, jemaat GPIB Ebenhaezer Ketapang memanfaatkan limbah FABA dari PLTU Ketapang sebagai material timbunan dasar pembangunan gereja mereka. Lokasi pembangunan yang semula tergenang air membutuhkan banyak material untuk stabilisasi tanah.
Holtimar Saragih, sebagai anggota Majelis 2 Gereja GPIB Ebenhaezer, mengapresiasi dukungan PLTU Ketapang. “Dengan adanya material FABA, pembangunan berjalan lebih optimal dan efisien dari segi anggaran. Kami berterima kasih kepada manajemen PLTU yang telah berkontribusi bagi rumah ibadah kami,” ujar Holtimar.
Manajer PLTU Ketapang Mahya Tauhidiya Nur menegaskan bahwa unitnya terus mendorong pemanfaatan FABA untuk pembangunan di Kabupaten Ketapang.
“Kami ingin limbah FABA bermanfaat luas bagi masyarakat. Saat ini, FABA tidak lagi tergolong limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) sesuai PP No. 22 Tahun 2021, sehingga dapat digunakan untuk batako, paving blok, bahan urugan, bahkan campuran pupuk,” jelasnya.
Inisiatif ini tidak hanya mendukung pembangunan infrastruktur, tetapi juga berpotensi menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan perekonomian lokal.
Kolaborasi ini mencerminkan komitmen PLTU Ketapang dalam pengelolaan lingkungan berkelanjutan dan tanggung jawab sosial. Ke depan, pemanfaatan FABA diharapkan dapat diperluas untuk proyek-proyek lain yang bermanfaat bagi masyarakat di Ketapang dan sekitarnya.
Baca Berita Menarik Lainnya di Google News