
ANKARA, 10 APRIL 2025 – VNNMedia – Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto melakukan kunjungan kenegaraan ke Turki pada Kamis (10/4/2025). Kunjungan kenegaraan ini sebagai balasan atas kunjungan Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan ke Indonesia pada Februari lalu.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Prabowo mendapat kehormatan untuk menyampaikan pidato di hadapan ketua dan anggota parlemen Turki di Ruang Plenary, Gedung Parlemen di Ankara. Pidato ini menjadi pidato kenegaraan pertamanya di lembaga legislatif luar negeri sejak dilantik sebagai Presiden RI.
“Merupakan kehormatan besar bagi saya hari ini dapat berdiri di ruangan bersejarah ini, jantung demokrasi Turkiye, untuk menyampaikan salam hangat dari 280 juta rakyat Indonesia, saudara-saudaramu, negara muslim terbesar di dunia,” ujar Presiden Prabowo membuka pidatonya.
Presiden menegaskan bahwa kunjungannya ke Turki tak hanya bersifat kenegaraan, tetapi juga memiliki makna personal yang mendalam. Ia menilai hubungan Indonesia dan Turki bukan sekadar diplomatik, melainkan berakar kuat pada sejarah panjang solidaritas kedua bangsa.
“Turkiye memiliki tempat yang istimewa di hati rakyat Indonesia. Bagi kami, Turkiye adalah peradaban muslim terbesar dan penerus dari kejayaan Ottoman,” ungkapnya.
Presiden Prabowo juga mengenang dukungan Kekaisaran Ottoman terhadap perjuangan rakyat Indonesia melawan kolonialisme di masa lalu. Ia menyebut bahwa bantuan berupa pelatihan, senjata, dan kehadiran perwira Ottoman masih diingat oleh masyarakat di berbagai daerah seperti Aceh dan Deli Serdang.
“Saya ke Sumatra, saya ke Aceh, saya ke Deli Serdang, mereka masih cerita bahwa kakek-kakek mereka dibantu oleh prajurit Ottoman. Ini masih hidup dalam ingatan rakyat kami,” katanya.
Dalam pidatonya, Presiden turut mengapresiasi sikap tegas Turki dalam membela bangsa-bangsa tertindas, khususnya rakyat Palestina. Ia menilai Turki sebagai negara yang konsisten menyuarakan keadilan dan kemanusiaan, di saat banyak negara justru diam melihat penderitaan di Gaza.
“Ketika anak-anak dibom, ibu-ibu yang tak bersalah kehilangan nyawa, banyak negara menutup mata. Tapi Turkiye bersikap tegas. Karena itu kami ingin berdiri bersama Turkiye membela kebenaran di dunia yang semakin tidak pasti,” ujarnya.
Presiden Prabowo juga menyerukan kerja sama yang lebih erat antara Indonesia dan Turki demi mewujudkan peradaban dunia yang damai, adil, dan sejahtera. Menurutnya, sebagai negara besar dalam dunia Islam dan pemimpin Global South, Indonesia dan Turki memiliki tanggung jawab moral untuk menjadi kekuatan positif dalam tatanan global.
“Kita harus menjadi mitra strategis, kekuatan penting dalam dunia Islam dan Global South. Kita punya tanggung jawab bersama untuk memastikan semua bangsa bisa hidup damai tanpa penindasan,” tegasnya.
Usai pidato, Presiden Prabowo menyampaikan rasa syukurnya atas kehormatan yang diberikan untuk berbicara di parlemen Turki, sekaligus mengakui bahwa ia sempat merasa gugup.
“Ini pidato pertama saya di parlemen luar negeri. Tadi saya cukup nervous, tapi alhamdulillah bisa disampaikan dengan baik,” ucapnya.
Dalam pernyataan pers bersama Presiden Erdoğan, Presiden Prabowo juga mengungkapkan rasa terima kasih atas sambutan hangat yang ia dan rombongan terima selama di Turki. Ia menilai hubungan bilateral kedua negara yang telah terjalin selama 75 tahun semakin kuat dengan adanya forum High Level Cooperation Council.
“Kita punya latar belakang dan visi yang sama. Dengan kerja sama erat, saya yakin Turki dan Indonesia bisa memberikan kontribusi besar bagi perdamaian dunia,” pungkas Presiden Prabowo.
Baca Berita Menarik Lainnya di Google News