
London, 06 Juni 2025-VNNMedia- Pengadilan Tinggi London pada Jumat (6/6) mengeluarkan peringatan serius bagi para pengacara yang menggunakan kecerdasan buatan (AI) generatif dan kemudian mengutip kasus-kasus hukum fiktif
Praktik semacam ini dapat berujung pada tuduhan penghinaan terhadap pengadilan, bahkan tuntutan pidana. Peringatan ini menjadi sorotan terbaru mengenai potensi AI generatif yang menyesatkan dalam profesi hukum
Seorang hakim senior mengemukakan keprihatinannya setelah menemukan dua kasus di mana pengacara diduga menggunakan alat AI dalam mempersiapkan argumen tertulis, yang kemudian merujuk pada hukum kasus palsu
Hakim Victoria Sharp mengecam tindakan tersebut dan mendesak para regulator serta pemimpin industri hukum untuk memastikan pengacara memahami kewajiban etis mereka
“Ada implikasi serius terhadap administrasi peradilan dan kepercayaan publik terhadap sistem peradilan jika kecerdasan buatan disalahgunakan,” tegas Hakim Sharp dalam putusan tertulisnya
Ia menambahkan bahwa “langkah-langkah praktis dan efektif kini harus diambil oleh mereka yang berkecimpung dalam profesi hukum dengan tanggung jawab kepemimpinan individual… dan oleh mereka yang memiliki tanggung jawab untuk mengatur penyediaan layanan hukum.”
Putusan ini muncul di tengah maraknya kasus serupa di seluruh dunia, di mana pengacara terpaksa memberikan penjelasan karena mengandalkan rujukan hukum yang tidak benar setelah ketersediaan luas alat AI generatif seperti ChatGPT dalam dua tahun terakhir
Sharp memperingatkan bahwa pengacara yang merujuk pada kasus yang tidak ada akan melanggar kewajiban fundamental mereka untuk tidak menyesatkan pengadilan
Tindakan ini tidak hanya dapat dianggap sebagai penghinaan terhadap pengadilan, tetapi dalam kasus yang paling parah, ia menyebutkan bahwa “dengan sengaja menempatkan materi palsu di hadapan pengadilan dengan maksud mengganggu jalannya peradilan sama saja dengan pelanggaran pidana hukum umum berupa menghalangi jalannya peradilan.”
Meskipun Sharp mencatat bahwa regulator hukum dan peradilan telah mengeluarkan panduan tentang penggunaan AI oleh pengacara, ia menegaskan bahwa “panduan itu sendiri tidak cukup untuk mengatasi penyalahgunaan kecerdasan buatan.” Peringatan ini menggarisbawahi perlunya kehati-hatian dan verifikasi ganda saat mengintegrasikan teknologi AI dalam praktik hukum, seperti dilansir dari Channel News Asia
Baca Berita Menarik Lainnya Di Google News