
PASURUAN, 3 JANUARI 2025 – VNNMedia – Produksi susu sapi segar di Kabupaten Pasuruan dinyatakan masih aman dan tidak terlalu berdampak banyak meski kasus penyakit Mulut dan Kuku (PMK) mulai merebak di Kabupaten Pasuruan sejak akhir tahun 2024 lalu.
Kabid Prasarana, Sarana dan Usaha Peternakan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pasuruan, Muhammad Syaifi menjelaskan, sapi-sapi yang dinyatakan positif PMK bukanlah sapi perah, melainkan sapi potong. Sehingga produksi susu sampai sekarang masih aman.
Dijelaskannya, produksi susu sapi perah selama tahun 2024 kemarin mencapai 97.112.202 liter. Dari jumlah tersebut, produksi paling banyak ada di wilayah Kecamatan Tutur. Totalnya sebanyak 30.536.818 liter.
Kemudian di wilayah Kecamatan Lekok dengan 20.391.093 liter. Selanjutnya di wilayah Kecamatan Puspo dengan 15.765.314 liter dan 10 kecamatan penghasil lainnya seperti Purwodadi, Purwosari, Lumbang, Pasrepan, Tosari, Rejoso, Grati, Pandaan, Kejayan dan Prigen.
“Kalau sentra susu segar tetap ada di Kecamatan Tutur, Lekok dan Puspo, total ada 13 wilayah kecamatan penghasil susu sapi segar,” ujarnya.
Selain tak berpengaruh pada produksi susu segar, harganya pun juga sama dengan sebelumnya. Hanya saja, Syaifi menegaskan bahwa untuk harga susu segar tergantung dari kualitas susu yang berasal dari peternak. Besarannya antara Rp 7 ribu sampai Rp 8 ribu per liter.
“Harga susu segar ditentukan dari kualitas susu segar yang dihasilkan. Intinya di kisaran antara Rp 7 ribu sampai Rp 8 ribu per satu liter,” singkatnya.
Tidak berdampaknya PMK pada produksi susu sapi segar dibuktikan dengan semakin banyaknya permintaan dari Industri Pengolahan Susu (IPS) kepada koperasi susu di Kabupaten Pasuruan.
Bendahara KPSP Setia Kawan Farhan Susanto menambahkan, dalam sehari, susu segar yang diproduksi mencapai 100.000 liter. Jumlah tersebut didapatkan dari 20 ribu ekor sapi dan dikirim ke 7 IPS, seperti Indolakto, Cimory, Frisian Flag, Freshland, Diamon dan Greenfiled dan Sari Husada.
“Kami inginnya 130 ton per hari, tapi karena populasi sapinya turun , jadi masih kita pertimbangkan lagi untuk rencana berikutnya, dan untuk harganya di atas Rp 8.800 per liternya,” ucapnya.
Baca Berita Menarik Lainnya di Google News