
Tokyo, 30 Maret 2025-VNNMedia- Sebuah tim peneliti menemukan bahwa masyarakat Jepang cenderung lebih mudah terpengaruh oleh narasi tidak liberal dari rezim otoriter dibandingkan pesan-pesan utama dari negara-negara demokrasi
Temuan ini mengkhawatirkan, terutama dengan semakin maraknya penggunaan media sosial oleh negara-negara seperti China dan Rusia untuk menyebarkan propaganda
Studi yang dipimpin oleh Tetsuro Kobayashi, seorang profesor psikologi politik di Universitas Waseda, melakukan survei terhadap sekitar 3.300 orang Jepang berusia 18 hingga 79 tahun pada tahun 2023. Survei ini menanyakan pandangan responden tentang isu-isu internasional, termasuk invasi Rusia ke Ukraina, inisiatif Sabuk dan Jalan China, dan gerakan demokrasi di Hong Kong
Hasilnya menunjukkan bahwa narasi tidak liberal, seperti “Negara-negara Barat melanggar perjanjian” dalam kasus invasi Ukraina, memiliki pengaruh yang lebih kuat pada responden dibandingkan pesan-pesan utama dari negara-negara demokrasi, seperti “Rusia menginvasi secara sepihak.”
Lebih lanjut, studi lain yang dilakukan tim peneliti menunjukkan bahwa efek narasi tidak liberal tetap ada bahkan ketika responden telah terpapar pesan-pesan utama sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Jepang cenderung menerima narasi tidak liberal sebagai “fakta baru” setelah terpapar pesan-pesan utama di media tradisional
Temuan ini mengindikasikan kerentanan masyarakat Jepang terhadap propaganda asing, terutama di era media sosial. Para peneliti memperingatkan bahwa narasi tidak liberal dapat menjadi ancaman serius bagi demokrasi di Jepang
sumber: Japan Today
Baca Berita Menarik Lainnya Di Google News