Pendapatan dan Laba Bersih MBMA Meroket

JAKARTA, 26 DESEMBER 2024 – VNNMedia – PT Merdeka Battery Materials Tbk (IDX:MBMA/“Perseroan”) membukukan pertumbuhan kinerja mengesankan sepanjang Januari-September 2024. Hal ini ditopang oleh ekspansi produksi dan inisiatif peningkatan efisiensi.

Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2024, pendapatan MBMA tercatat mencapai USD1,38 miliar atau tumbuh signifikan sebesar 58 persen secara tahunan (year-on-year). Sedangkan laba bersih sebesar USD60 juta atau meroket 123 persen secara tahunan.

Adapun, EBITDA(EarningBeforeInterest, Taxes, Depreciation, and Amortization) dan laba bersih sebesar USD114 juta dan USD60 juta. Masing-masing melonjak 78 persen dan 124 persen secara tahunan.

Corporate Secretary PT Merdeka Battery Materials Tbk, Deny Greviartana Wijaya, menjelaskan bahwa pendorong lonjakan kinerja tersebut adalah kenaikan produksi limonit dari tambang nikel PT Sulawesi Cahaya Mineral (“PT SCM”) serta produksi nickel pig iron (NPI) dan high-grade nickel matte (HGNM).

Sepanjang 9 bulan pertama tahun ini, tambang SCM memproduksi limonit sebesar 6,7 juta wet metric tonnes (WMT), 176 persen lebih tinggi dari produksi 9 bulan pertama 2023. Pada periode yang sama, SCM memproduksi 1,9 juta WMT saprolit, atau 113 persen lebih tinggi dari periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Selain itu, smelter RKEF (Rotary Kiln-ElectricvFurnace) menghasilkan 63.338 ton nikel dalam NPI, sedangkan pabrik nickel matte memproduksi 38.422 ton nikel dalam HGNM.

Denny menjelaskan, pada kuartal III/2024, seiring dengan upaya optimalisasi dan mobilisasi kontraktor tambang baru, volume produksi bijih limonit dan saprolit melonjak sebesar 130 persen dan 360 persen di bandingkan kuartal III/2023. Hal ini menetapkan landasan yang kuat untuk pertumbuhan volume produksi signifikan di 2025 untuk memenuhi kebutuhan operasi RKEF dan HPAL kami. Proyek Acid,Iron,Metals (“AIM”) serta pabrik HPAL (High Pressure Acid Leach) telah dalam tahap commissioning dan siap untuk berproduksi penuh di 2025.

“Berlandaskan portfoilio aset dengan biaya rendah dan berkualitas tinggi dikombinasikan dengan permodalan yang kuat, MBMA kini pada posisi kuat untuk menciptakan nilai lebih bagi pemegang saham, didukung prospek pertumbuhan jangka panjang yangnkuat,” tutur Deny.

Dari sisi EBITDA, Deny mengatakan bahwa kenaikan EBITDA terutama ditopang oleh bisnis pengolahan nikel, yaitu NPI senilai USD76juta, HGNM senilai USD28 juta, dan limonit senilai USD 29 juta, dikurangi dengan biaya lainnya senilai USD18 juta, termasuk biaya korporasi.

Selain kenaikan produksi dan penjualan, kinerja positif MBMA sepanjang 9 bulan pertama tahun ini juga didukung oleh upaya Perseroan untuk menurunkan biaya produksi, meningkatkan infrastruktur pendukung, dan melakukan perawatan rutin smelter untuk meningkatkan efisiensi dan tingkat keamanan operasional.

Sebagai contoh, cash cos ttambang SCM dapat diturunkan dari USD7 per WMT padak uartal kedua menjadi USD6 per WMT pada kuartal ketiga 2024. Penurunan biaya ini didukung oleh mobilisasi kontraktor tambang baru. Cash cost diyakini dapat terus diturunkan seiring dengan kenaikan volume produksi dan optimisasi infrastruktur.

Selain itu, sepanjang 9 bulan pertama tahun ini, cash cost untuk NPI turun menjadi USD10.387 per ton dari USD12.775 per ton pada 9 bulan pertama 2023, menempatkan cash cost di posisi bawah target rentang USD10.000-USD11.000 untuk 2024.

Jika MBMA dapat memasok bijih saprolit untuk RKEF dari sumber internal dan pasokan energi dari pembangkit listrik internal, maka biaya tunai NPI kami cukup jauh di bawah US$9.000 per ton. Pada 9 bulan pertama 2024, HGNM mencatatkan cash cost sebesar USD13.310 per ton pada posisi bawah rentang target USD13.000 hingga USD15.000 untuk 2024.

“Saat ini, kami sedang menyelesaikan pembangunan haul road baru dari tambang SCM ke Indonesia Morowali Industrial Park (“IMIP”). Kehadiran haul road ini sangat penting karena dapat mengurangi biaya transportasi, menambah kapasitas pengiriman bijih saprolit dan menyediakan koridor untuk transmisi listrik dan. jaringan pipa yang menyalurkan bahan baku ke pabrik HPALvkami di IMIP,” paparnya.

Perseroan optimistis target penjualan nikel 2024 akan tercapai, yaitu sebanyak 4–5 juta WMT saprolit dan 9,5–10,5 juta WMT limonit. Produksi diperkirakan akan meningkat pada 2025 seiring dengan rencana commissioning fasilitas feed preparation plant (FPP) kedua yangvditargetkan pada pertengahan 2025.

Sementara itu, Perseroan masih sesuai rencana dalam memenuhi target produksi smelter RKEF 2024 antara 80.000 hingga 85.000 ton nikel dalam NPI serta produksi nikel matte antara 50.000 hingga 55.000 ton nikel dalam HGNM.

Sebagai bagian dari strategi pertumbuhannya, MBMA bermitra dengan GEM Co., Ltd (“GEM”) mengembangkan dua pabrik HPAL berlokasi di IMIP dengan kapasitas 30.000 ton per tahun (PT ESG New Energy Material) dan 25.000 ton per tahun (PT Meiming New Energy Material).

Kedua proyek HPAL ini tengah melaksanakan commissioning dan diperkirakan akan berproduksi sesuai kapasitas pada 2025. MBMA terus membangun kemitraan strategis untuk mengembangkan HPAL tambahan untuk memaksimalkan nilai sumber daya nikel limonitnya.

Proyek-proyek strategis lain juga memperlihatkan kemajuan yang positif. Pada kuartal III/2024, proses commissioning pabrik asam sulfat di proyek AIM yang dioperasikan oleh PT Merdeka Tsingshan Indonesia (MTI) berjalan dengan sukses.

Train 1 mencatatkan hasil commissioning sebesar 77.555 ton asam sulfat, sementara Train 2 berhasil melakukan commissioning pada September 2024 danvmenghasilkan 5.119 ton asambsulfat. Selain itu, pembangunan pabrik katoda tembaga juga memasuki tahap akhir. Beberapa bagian dan peralatan produksi telah mulai memasuki fase commissioning selama kuartal IV/2024

“Capaian positif pada 9 bulan pertama tahun ini membuktikan komitmen Perusahaan untuk meningkatkan kinerja melalui efisiensi dan optimalisasi aset-aset kami yang terintegrasi secara vertikal. Pertumbuhan ini sekaligus meletakkan landasan yang kuat menuju visi MBMA menjadi pemimpin dalam transformasi energi global dan menciptakan pertumbuhan yang berkelanjutan,” tutup Deny.

Baca Berita Menarik Lainnya di Google News