Pemkot Surabaya Fokus Genjot PAD Lewat Optimalisasi Aset dan Reklame

SURABAYA, 12 NOVEMBER 2025 – VNNmedia — Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2026 sebesar Rp12,7 triliun.

Dari total tersebut, pendapatan daerah ditargetkan mencapai Rp10,898 triliun, yang bersumber dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan pendapatan transfer. Sementara itu, PAD diproyeksikan sebesar Rp8,198 triliun dengan belanja daerah direncanakan mencapai Rp12,731 triliun.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menegaskan, penetapan APBD 2026 menjadi landasan penting untuk mempercepat pelaksanaan pembangunan di Kota Pahlawan pada tahun mendatang.

“Kita segera melaksanakan pembangunan untuk tahun depan. Karena dengan penetapan APBD ini, proses persiapan seperti lelang dan lainnya bisa langsung dilakukan. Jadi Januari nanti sudah bisa berjalan,” ujar Eri, Selasa (11/10/2025).

Menurut Eri, target PAD tahun 2026 sekitar Rp8 triliun akan dicapai melalui optimalisasi aset daerah serta peningkatan pendapatan dari sektor pajak reklame. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat kemandirian fiskal daerah sekaligus mengurangi ketergantungan pada dana transfer dari pusat.

“Selama ini PAD kita sekitar Rp8 triliun per tahun. Tahun depan kami akan banyak melakukan optimalisasi aset agar tidak mangkrak dan bisa disewakan untuk menghasilkan pendapatan,” jelasnya.

Selain mengoptimalkan aset, Pemkot juga menyiapkan strategi baru dengan menambah titik reklame di sejumlah lokasi strategis Surabaya.

“Kami akan menambah titik reklame dan menggunakan konsep neon box di ruas jalan utama agar kota semakin terang. Menariknya, biaya listrik tidak ditanggung pemkot, tapi dari pihak penyewa, sementara kita tetap memperoleh pendapatan,” papar Eri.

Langkah inovatif tersebut, lanjut Eri, merupakan bagian dari upaya menutup potensi defisit akibat pemotongan Transfer ke Daerah (TKD) yang mencapai sekitar Rp1,3 triliun.

“Dengan adanya pemotongan TKD sebesar Rp730 miliar dan pajak opsen sekitar Rp600 miliar, kita harus berinovasi untuk menutup kekurangan itu. Jadi, inovasi pendapatan daerah menjadi kunci,” tegasnya.

Eri juga memastikan, penambahan titik reklame akan dilakukan secara selektif dan eksklusif sesuai dengan karakteristik wilayah agar tetap menjaga estetika kota.

“Titik reklame yang baru akan kami atur dengan konsep eksklusif, berbeda antara jalan utama dan kawasan non-utama,” pungkasnya.

Dengan APBD 2026 yang telah disahkan, Pemkot Surabaya optimistis dapat mempercepat pembangunan infrastruktur, memperluas layanan publik, serta menjaga stabilitas keuangan daerah melalui inovasi pendapatan yang berkelanjutan.

Baca Berita Menarik Lainnya di Google News