
Jakarta, 26 Juni 2025-VNNMedia- Meski saat ini Rusia masih mendapat sanksi ekonomi oleh sejumlah negara di dunia serta organisasi internasional setelah invasinya ke Ukraina, Indonesia tidak ragu menggandeng negara Putin tersebut untuk menggarap proyek migas
Proyek migas yang ditawarkan Indonesia ke Rusia termasuk proyek dua proyek yang sebelumnya telah bekerjasama dengan perusahaan Rusia namun terhambat pelaksanaannya karena sanksi global kepada negara tersebut
Dua proyek tersebut adalah Blok Tuna yang menggandeng ZN Asia Lts (anak usaha BUMN Rusia Zarubezhneft) dan Premier Oil Tuna B.V dari Inggris, serta megaproyek Grass Root Refinery (GRR) Tuban atau kilang Tuban yang belum mencapai keputusan akhir karena Rosneft Rusia belum memberi kepastian
Terkait Kilang Tuban, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengaku bahwa proyek tersebut sedang dikaji ulang usai pertemuannya dengan Rosneft minggu lalu. Menurut Bahlil pemerintah masih akan menghitung nilai keekonomiannya karena nilai investasinya yang sangat besar
Diketahui nilai investasi kilang Tuban terus membengkak hingga mencapai US$23 miliar (setara Rp377 triliun), dimana sebelumnya adalah US$13,5 miliar (setara Rp205 triliun)
Selain dua proyek tersebut di atas, Bahlil mengungkap jika Indonesia juga menawarkan kerjasama sektor energi lainnya seperti peningkatan produksi migas dan pengembangan PLTN kepada Rusia
Ia memuji Rusia dan menilai negara itu mempunyai teknologi yang mumpuni, dan kolaborasi kedua negara bisa menjadi peluang yang saling menguntungkan
Terkait sanksi yang masih membelenggu Rusia, Bahlil mengungkap bahwa Indonesia menganut azas politik dan ekonomi bebas aktif, yang berarti bebas bekerjasama dengan negara manapun termasuk Rusia
“Sekali lagi, Indonesia menganut asas politik bebas aktif, tapi juga dalam konteks ekonomi menganut asas ekonomi bebas aktif. Artinya kita tidak terikat pada satu negara manapun, selama itu menguntungkan dan sama-sama menguntungkan,” tegasnya
Selain itu, ia mengaku bahwa Rusia menawarkan jual beli minyak, yang memungkinkan Indonesia mengimpor minyak dari sana
“Mereka juga menawarkan ada migas yang bisa kita beli, kemudian bisa juga kita melakukan impor minyak,” pungkasnya
sumber: Bisnis.com
Baca Berita Menarik Lainnya Di Google News