Pasar US, Asia dan Domestik Kompak Stabil Dampak Dari Kebijakan Federal Reserve

Jakarta, 21 Maret 2024 – VNNMedia – Pasar US positif dimana S&P 500 ditutup di atas level 5.200 untuk pertama kalinya pada hari Rabu, karena Federal Reserve mempertahankan suku bunganya tidak berubah dan terus memberikan sinyal bahwa tiga kali penurunan suku bunga tahun ini, mengurangi kekhawatiran bahwa serangan inflasi baru-baru ini akan memaksa bank sentral untuk tidak terlalu dovish . S&P 500 naik 0,9% ke rekor 5.223,46, NASDAQ Composite naik 1,3%, dan Dow Jones Industrial Average naik 1% atau 401 poin. Dow dan Nasdaq juga ditutup pada rekor tertingginya.

Sedangkan sebagian besar saham Asia stabil dalam perdagangan yang penuh kehati-hatian pada hari Rabu karena pasar menunggu indikasi lebih lanjut mengenai suku bunga AS dari kesimpulan pertemuan Federal Reserve hari ini. Pasar regional dapat sinyal positif dari Bank of Japan yang melakukan tindakan dovish pada hari Selasa, bahkan ketika bank tersebut menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya dalam 17 tahun. Namun pasar Jepang tutup pada hari Rabu, membatasi volume perdagangan Asia.

Baca juga berita : Diwarnai Volume Penjualan, IHSG Masih Koreksi, Ini Rekomendasi Saham dari MNC Sekuritas

Dampak the Fed juga terasa di pasar domestik. Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 19-20 Maret 2024 memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 6,00%, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75%.

Sementara itu pasar komoditas pada hari Rabu, Federal Reserve mempertahankan suku bunga pada kisaran 5,25% hingga 5,50%, tetapi para pengambil kebijakan mengindikasikan bahwa mereka masih memperkirakan akan menurunkan suku bunga sebesar tiga perempat poin persentase pada akhir tahun 2024. Keputusan suku bunga The Fed berada dalam ekspektasi dan dampaknya terhadap pasar minyak terbatas, kata Andrew Lipow, presiden Lipow Oil Associates. Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan stok minyak mentah turun secara tak terduga minggu lalu karena ekspor meningkat dan kilang terus meningkat.

Penurunan persediaan minyak mentah disebabkan oleh peningkatan jumlah kilang dan kuatnya ekspor minyak mentah, kata Matt Smith, analis minyak utama di Kpler.

Baca Berita Menarik Lainnya Di Google News

Leave a Reply