
Teheran, 23 Juni 2025-VNNMedia- Rencana penutupan Selat Hormuz oleh Pemerintah Iran sebagai salah satu respon atas serangan Israel, mendapat lampu hijau dari parlemen negara tersebut
baca juga: Iran Ancam Blokir Selat Hormuz, Harga Minyak Bisa Tembus US$130
“Parlemen telah mencapai kesimpulan bahwa Selat Hormuz harus ditutup,” kata anggota Komisi Keamanan Nasional Parlemen Iran Mayor Jenderal Esmaeli Kowsari, dalam siaran persnya, Minggu (22/6)
Lebih lanjut, Kowsari juga mengungkap,”Keputusan akhir mengenai hal tersebut akan ditetapkan oleh Dewan Keamanan Tertinggi Nasional (otoritas keamanan tertinggi Iran),” tambahnya
Persetujuan tersebut dilakukan sehari setelah Presiden Amerika Serikat mengumumkan bahwa militer AS telah melancarkan serangan udara “spektakuler” yang berhasil menghancurkan tiga lokasi pengayaan nuklir di Iran, yakni Fordow, Natanz, dan Esfahan
baca juga: Trump Klaim Serangan Udara AS Hancurkan Fasilitas Nuklir Iran
Sebagai informasi, Selat Hormuz yang memisahkan Oman dengan Iran, adalah jalur air sempit yang memiliki peran krusial di panggung geopolitik dan ekonomi dunia. Secara geografis, selat ini menghubungkan Teluk Persia di bagian barat dengan Teluk Oman dan Laut Arab di bagian tenggara
Ini adalah satu-satunya jalur laut bagi negara-negara penghasil minyak besar di Timur Tengah, seperti Arab Saudi, Iran, Irak, Kuwait, Qatar, dan Uni Emirat Arab, untuk mengirimkan minyak mereka ke pasar global
Selat ini dikenal sebagai “chokepoint” minyak terpenting di dunia. Setiap harinya, sekitar sepertiga dari seluruh perdagangan minyak global—yaitu antara 17 hingga 21 juta barel minyak mentah dan produk olahan—melewati jalur sempit ini. Sebagian besar minyak ini ditujukan ke pasar-pasar utama di Asia, seperti China, India, Jepang, dan Korea Selatan
Baca Berita Menarik Lainnya di Google News