
Washington, 20 Juni 2025-VNNMedia- Salah satu perusahaan teknologi terbesar Amerika Serikat (AS), OpenAI, dilaporkan media Engadget pada Rabu (18/6) menjalin kerjasama dengan Departemen Pertahanan AS (DoD)
Kerjasama melalui inisiatif bernama “OpenAI for Government” itu merupakan pertama kalinya bagi perusahaan tersebut. Dengan nilai kontrak mencapai US$200 juta (Rp3,2 triliun), OpenAI akan mengembangkan prototype teknologi kecerdasan buatan (AI), seperti yang diumumkan oleh DoD
Menurut entitas tersebut, proyek itu bertujuan untuk menjawab tantangan krusial dalam keamanan nasional, baik di medan perang maupun operasional administratif
Koontrak akan berlangsung selama satu tahun dan dipusatkan di wilayah Washington DC dan sebagian wilayah Maryland serta Virginia
Melalui “OpenAI fo Government”, perusahaan akan menyediakan akses ke model-model AI tercanggih miliknya, termasuk ChatGPT Gov dan model khusus untuk kebutuhan keamanan nasional
“Kontrak senilai US$200 juta ini akan membawa keahlian mumpuni OpenAI untuk membantu DoD mengeksplorasi dan memprototype bagaimana AI frontier dapat mentransformasi operasi administratif, mulai dari meningkatkan layanan kesehatan untuk personel militer dan keluarganya, menyederhanakan analisis data program dan pengadaan, hingga mendukung pertahanan siber secara proaktif,” urai OpenAI dalam keterangannya
Kontrak ini menjadi sumber penghasilan baru bagi OpenAI, yang sebelumnya mengumumkan target pendapatan tahunannya menjadi US$125 miliar (sebelumnya US$10 miliar), selama 4 tahun ke depan
Selama ini penghasilan OpenAI didapat dari ChatGPT untuk konsumen, produk bisnis dan API. Namun ternyata biaya yang dikeluarkan perusahaan melebihi pendapatan yang diterima. Tercatat pada tahun 2024, Open AI mengalami kerugian hingga US$5 miliar, dengan pendapatan sekitar US$4 miliar
Baca Berita Menarik Lainnya di Google News