OJK Beri Edukasi tentang Produk Jasa Keuangan untuk Ibu Rumah Tangga

SURABAYA, 30 AGUSTUS 2024 – VNNMedia – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Bank Indonesia dan Komisi XI DPR RI menggelar Edukasi Keuangan Pelaku UMKM dan Ibu Rumah Tangga Perempuan Pejuang Ekonomi Keluarga di Kantor OJK Provinsi Jawa Timur, Surabaya, Jumat (30/8/2024).

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi & Perlindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi mengatakan OJK terus melakukan sosialisasi masif untuk meningkatkan literasi keuangan.

Ia juga mengungkapkan, perempuan harus waspada terhadap maraknya aktivitas keuangan ilegal seperti judi online, arisan bodong dan lainnya.

“Survei terakhir OJk dengan BPS, saat ini literasi sudah mencapai 65 persen dan inklusi keuangan 75 persen. Mudah-mudahan dengan program ini masyarakat semakin meningkat literasi dan inklusinya,” katanya.

Ia juga melakukan komunikasi interaktif dengan peserta edukasi. Di mana beberapa di antara ibu-ibu rumah tangga ini menjadi korban pinjaman online ilegal. Mereka mengeluh dikejar-kejar pinjol ilegal karena pembayaran dan bunga membengkak.

“Kami mempunyai tugas mengedukasi ibu-ibu semua bagaimana agar mendapat literasi dan inklusi sektor keuangan,” kata Friderica.

Ia berharap ibu-ibu dapat mengecek legalitas sebelum menggunakan produk jasa keuangan dan tingkat logis sebuah penawaran jasa keuangan.

Pada kesempatan ini, ia juga mengajak ibu-ibu bijak dalam mengelola keuangan agar tidak terjadi gagal bayar. Apalagi jika menggunakan PayLater. Karena nama mereka akan masuk dalam catatan Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK).

Nah, terlebih bagi ibu-ibu rumah tangga yang memiliki usaha dan telah mendapat kredit dari perbankan. Ia menyarankan supaya memisahkan antara uang pribadi dan uang hasil usaha. Sebab saat ini banyak ibu rumah tangga di Jatim merupakan pelaku sektor UMKM.

Sebagai regulator, Bank Indonesia mengedukasi ibu-ibu rumah tangga bahwa sebagai ‘menteri keuangan keluarga’ agar waspada terhadap fraud sistem pembayaran. Antara lain seperti bahaya penipuan mengatasnamakan call center, phising, penipuan berkedok surat undangan digital dan lain-lain.

“Sebab sekali klik bisa masuk sistem (handphone), dan bisa melihat apa yang ada di dalam sistem,” ungkap Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destri Damayanti.

Ia memastikan bahwa penyelenggara jasa keuangan juga harus selalu memperhatikan tingkat keamanan cyber serta memberikan literasi edukasi dan sosialisasi kepada konsumen agar mereka dapat terlindungi.

Diketahui, akses terhadap teknologi digital kaum perempuan lebih tinggi dibandingkan pria dimana jumlah perempuan mencapai 135 juta jiwa. Mereka memiliki akses terdapat teknologi digital. Begitu pula pelaku UMKM mayoritas adalah perempuan.

Maka, kata Destri, Bank Indonesia menargetkan literasi bagi perempuan di atas usia 18 tahun dan anak muda usia produktif sekitar yang jumlahnya ada sekitar 70 persen dari total jumlah penduduk. Mereka rentan penipuan berbasis produk jasa keuangan digital.

“Bank Indonesia bersinergi dengan OJK dan DPR dalam melakukan sosialisasi. Ada gerakan bersama antara lembaga yaitu Gerakan Edukasi Bersama Perlindungan Konsumen (GEBER PK) karena ini menjadi masalah nasional,” tandasnya.

Selain itu juga ada Program PEKA yang mengajak ibu-ibu agar selalu peduli terhadap transaksi keuangan.

“Kalau ada apa-apa jangan takut untuk speak up, adukan,” imbaunya.

Pada kesempatan yang sama, Anggota Komisi XI DPR RI Indah Kurnia sebagai mitra strategis OJK dan BI mengatakan bahwa ibu-ibu adalah pejuang ekonomi keluarga. Indah sangat aktif mengedukasi masyarakat tentang produk jasa keuangan dan transformasi keuangan digital. Terutama bagi kaum perempuan.

“Ciri-ciri menjadi perempuan yang beraktivitas harus cerdas agar tidak mudah tertipu,” kata legislator yang kembali terpilih ini.

Karena dengan kecerdasan, perempuan dapat mengelola keuangan dengan baik. Menurut Indah Kurnia perempuan di Surabaya terutama pelaku UMKM sudah mulai memahami literasi keuangan.

“Outputnya sangat luar biasa, termasuk pada pandemi kemarin Indonesia sudah disiapkan dengan sistem pembayaran digital dan kami siap turun ke bawah. Mayoritas yang kami temui sangat mudah diajak berinteraksi,” ungkap Indah.

Namun demikian, percepatan teknologi tak dapat dipungkiri juga dapat memberikan dampak negatif. “Maka tugas kami adalah selalu mengingatkan bagaimana harus cerdas keuangan,” katanya.

Kepala Biro Perekonomian Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur Muhammad Afta Buddin Rizaluzzaman mengungkapkan, pemerintah sangat konsentrasi membantu kaum perempuan agar terus berkarya dan berdaya saing melalui sektor UMKM.

Sebab UMKM adalah tulang punggung perekonomian Jatim. Sektor UMKM berkontribusi 54 persen terhadap perekonomian Jatim.

Pemprov juga membangun ekosistem UMKM seperti Program One Pesantren One Product (OPOP), Desa Wisata, Desa Devisa dan lain-lain. Sementara perbankan membantu kemudahan untuk pengusaha kecil agar terus berkembang melalui bantuan pembiayaan.


Baca Berita Menarik Lainnya di Google News