Jakarta – Hyundai Ioniq 5 merupakan salah satu mobil listrik terpopuler di Indonesia. Bahkan, keberadaannya bisa dengan mudah kita temukan di jalan raya. Lantas, adakah dari kalian yang penasaran dengan biaya pengecasan baterainya?
Redaksi detikOto bersama awak media lain menjajal Hyundai Ioniq 5 untuk penggunaan jarak jauh, yakni mulai dari DKI Jakarta hingga Semarang, Jawa Tengah. Perjalanan tersebut kurang lebih mencapai jarak 400-an kilometer.
Di tengah perjalanan, tepatnya di rest area KM 228 Tol Kanci, kami berhenti sebentar untuk melakukan pengecasan di SPKLU. Ketika itu, baterai Hyundai Ioniq 5 yang kami tumpangi hanya tersisa 13 persen.
SPKLU yang kami pilih sudah dilengkapi teknologi ultra fast charging 200 Kw. Sementara untuk pengisian daya dari 13 ke 80 persen hanya memerlukan waktu 22 menit.
Pengisian daya tersebut menelan biaya Rp 129.894 dengan rincian Rp 119.762 untuk ongkos pengecasan dan Rp 9.581 untuk biaya pajak. Menurut laporan transaksi, daya yang kami beli sebesar 48,55 Kwh.
Diketahui, Hyundai Ioniq 5 yang kami tumpangi merupakan varian long range dengan kapasitas 72,6 Kwh yang bisa melaju sejauh 480 kilometer. Meski demikian, angkanya bisa berbeda, tergantung gaya mengemudi dan penggunaan fitur kendaraan.
Bonar Pakpahan selaku Product Expert PT Hyundai Motor Indonesia (HMID) mengingatkan, kesehatan baterai atau battery health bisa berkurang seiring dengan pemakaian. Itulah mengapa, dia meminta pengguna mobil listrik lebih disiplin saat melakukan pengecasan. Misalnya, kata dia, jangan tunggu sampai dayanya benar-benar habis.
“Jangan tunggu baterai nol persen baru dicas, kalau bisa pas 20 persen. Karena kebiasaan itu bisa bikin baterai degradasi (penurunan daya tampung). Kalau pemakaian buruk, usia baterai juga menurun,” kata Bonar.
Lebih jauh, tambah Bonar, terlalu sering menggunakan fast charging juga tak baik untuk kendaraan. Dia menyarankan, pengguna mobil listrik sebaiknya lebih sering memakai pengecasan regular yang lebih ‘ramah’ baterai.