
Gaza, 03 Maret 2025-VNNMedia- Tindakan Israel memblokade bantuan kemanusiaan untuk Gaza pada Minggu kemarin (2/3)-sehari setelah gencatan senjata tahap pertama usai-, memantik reaksi keras dari sejumlah negara Arab dan organisasi dunia PBB
Kementerian luar negeri Qatar di hari yang sama, mengutuk keras tindakan Israel dengan menggambarkannya sebagai ‘pelanggaran yang jelas terhadap perjanjian gencatan senjata’ dan ‘hukum humaniter internasional’
Sementara Mesir, melalui kementerian luar negerinya menuduh negara zionis itu menggunakan kelaparan sebagai ‘senjata melawan rakyat Palestina’. Diketahui baik Mesir dan Qatar merupakan dua mediator dalam kesepakatan gencatan senjata Israel dan Palestina
Kecaman serupa juga dilontarkan Arab Saudi dengan menyebut “kecaman dan kecaman” terhadap blokade Israel atas bantuan kemanusiaan untuk Gaza. PBB melalui wakil sekjend untuk Urusan Kemanusiaan, Tom Fletcher menuliskan di X, “Hukum humaniter internasional jelas. Kami harus diizinkan mengakses untuk memberikan bantuan penting yang dapat menyelamatkan nyawa.”
Menanggapi berbagai kecaman tersebut, PM Israel Benjamin Netanyahu mengatakan jika negaranya melakukan blokade karena Hamas mencuri pasokan dan mencegah rakyat Gaza mendapatkannya
“Mereka menggunakan perlengkapan ini untuk membiayai mesin terornya yang ditujukan langsung ke Israel dan warga sipil kami, dan ini tidak dapat kami terima,’ tambahnya serta menambahkan jika Hamas menolak menerima perpanjangan gencatan senjata yang diusulkan Amerika Serikat
Namun tuduhan Israel dibantah keras oleh Hamas dengan mengatakan bahwa blokade Israel merupakan ‘pemerasan murahan dan ‘kudeta’ terhadap perjanjian gencatan senjata
Sebagai informasi, konflik antara Israel dan kelompok pejuang Palestina, Hamas, telah berlangsung selama lebih dari 15 bulan dan menyebabkan krisis kemanusiaan yang parah di Gaza. Upaya untuk mencapai gencatan senjata terus dilakukan oleh berbagai pihak, termasuk Mesir dan Qatar
Gencatan senjata antara Israel dan Palestina yang dimediasi oleh Mesir dan Qatar merupakan kesepakatan yang terwujud berkat upaya diplomasi yang intensif. Kedua negara itu berperan sebagai mediator dalam kesepakatan gencatan senjata, dengan dukungan dari Amerika Serikat. Dimana dalam kesepakatan itu mencakup beberapa tahap, termasuk penghentian sementara pertempuran, pembebasan sandera dan tahanan, serta masuknya bantuan kemanusiaan
Tahap pertama gencatan senjata dimulai 19 Januari dan berakhir pada tengah malam Sabtu (1/3). Sementara negosiasi tahap kedua untuk gencatan senjata permanen, pembebasan tahanan dan penarikan pasukan Israel dari Gaza baru saja dimulai. Untuk tahap tiga yaitu pengembalian jenazah sandera yang tersisa dan pembangunan kembali Gaza diperkirakan akan memakan waktu bertahun-tahun
sumber: BBC
Baca Berita Menarik Lainnya Di Google News