Merdeka Copper Gold Gandeng Masyarakat Kelola Sampah Domestik

BANYUWANGI, 8 Maret 2025 – VNNMedia – PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) terus memperkuat komitmen keberlanjutan dengan menggandeng masyarakat sekitar dalam pengelolaan sampah domestik. Program ini diterapkan di berbagai anak perusahaan, termasuk PT Bumi Suksesindo (BSI) di Banyuwangi, PT Merdeka Tsingshan Indonesia (MTI) di Morowali, serta site Wetar, Pani Gold Project, dan Sulawesi Cahaya Mineral.

Sebagai bagian dari kepatuhan terhadap UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, MDKA tidak hanya memastikan standar pengelolaan limbah operasi yang tinggi, tetapi juga mendorong pemanfaatan limbah organik yang bernilai ekonomi.

Di Banyuwangi, PT BSI bekerja sama dengan Komunitas Pemuda Etan Gladak (PEGA) sejak 2017 dalam mengolah sampah organik dari operasional catering perusahaan dan sampah warga sekitar tambang. Sampah yang dikumpulkan diolah menjadi maggot kering sebagai pakan ternak serta pupuk cair untuk menyuburkan tanaman.

Ketua PEGA, Sundarianto, menyebutkan bahwa program ini tidak hanya berdampak ekonomis, tetapi juga membantu masyarakat dalam menangani sampah yang selama ini sulit terkelola. Hingga kini, PEGA mampu mengelola sekitar 20 ton sampah per bulan dan telah mengolah lebih dari 271 ton sampah sepanjang 2024. Maggot hasil olahan dijual seharga Rp6.000 per kilogram, sementara pupuk cair seharga Rp7.000 per liter.

Keberhasilan PEGA bahkan mendapat pengakuan internasional dengan undangan studi pengelolaan sampah ke Australia serta penghargaan Local Hero dari Beritajatim Award.

Sementara itu, di Morowali, Sulawesi Tengah, anak usaha MDKA, PT MTI, menjalankan program pengelolaan sampah domestik dengan memilah dan mengolahnya sesuai kategori. Sampah makanan didaur ulang menjadi pakan ternak lele dan bebek melalui kerja sama dengan warga Makarti dan Labota.

Sampah plastik, botol kaca, dan kaleng dikelola bersama Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) yang dikelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Di TPS Bohomakmur dan TPS Fatufia, sampah plastik diproses menggunakan metode pencacahan, pemadatan, pirolisis, dan distilasi menjadi serbuk plastik, paving block, solar, dan minyak tanah. Dengan metode ini, MTI mampu mengurangi timbulan sampah hingga 9 ton per hari.

MDKA juga menerapkan praktik serupa di site Wetar, Pani Gold Project, dan Sulawesi Cahaya Mineral dengan mendaur ulang sampah makanan menjadi kompos untuk mendukung program penghijauan.

“Merdeka selalu berkomitmen terhadap pengelolaan lingkungan dan melibatkan masyarakat di sekitar tambang. Kami bersinergi untuk mengubah sampah menjadi sesuatu yang bermanfaat kembali,” ujar Head of Corporate Communications Merdeka, Tom Malik.

MDKA terus menerapkan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) untuk mengurangi sampah sekaligus meningkatkan kesadaran lingkungan, baik di kalangan karyawan maupun masyarakat sekitar tambang.

Baca Berita Menarik Lainnya di Google News