
Jakarta, 22 Mei 2025-VNNMedia- Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI bulan Mei, yang dilaksanakan pada Rabu (21/5), memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan (BI Rate) menjadi 5,50 persen, menjadikannya terendah dalam beberapa tahun terakhir
Keputusan Bank Indonesia (BI) tersebut disambut gembira Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait atau yang akrab dipanggil Ara. Dalam wawancaranya dengan Kompas.com, Ara menyebut bahwa BI Rate sebagai booster yang menguntungkan sektor properti, apalagi ia memiliki agenda besar terkait penyediaan rumah bagi masyarakat yaitu program 3 juta rumah
“Suku bunga BI kan turun. Ini akan mem-boost sektor perumahan. Saya pikir hal ini yang sangat baik,” kata Ara. “Bagus buat dunia usaha, bagus buat konsumen dan pasti bagus untuk memulihkan daya beli.”
Diketahui, penurunan suku bunga acuan oleh BI memiliki hubungan yang erat dengan Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Secara umum, saat suku bunga acuan turun, ada potensi bagi suku bunga KPR untuk ikut turun, yang pada akhirnya dapat memengaruhi keputusan masyarakat untuk mengambil atau memiliki KPR
Mengapa demikian? Suku bunga acuan akan mempengaruhi biaya dana bagi bank-bank komersial. Ketika BI menurunkan suku bunga acuannya, ini menandakan bahwa biaya untuk mendapatkan dana bagi bank menjadi lebih murah
Menurut data dari Kementerian PKP, sejak penurunan suku bunga BI pada Januari lalu, permintaan KPR subsidi mengalami peningkatan hingga 15 persen untuk kuartal pertama 2025 dibanding periode yang sama tahun lalu
“Kebijakan ini sangat tepat dengan kondisi Indonesia sekarang,” pungkas Ara, seperti dilansir dari Kompas.com
Baca Berita Menarik Lainnya Di Google News